logo Kompas.id
InternasionalTim Kampanye Trump Harus...
Iklan

Tim Kampanye Trump Harus Bersaksi

Oleh
· 3 menit baca

WASHINGTON, KAMIS — Tim kampanye inti Presiden Donald Trump, di antaranya anak tertua, Donald Trump Jr, dan menantunya, Jared Kushner, diminta bersaksi pada Komite Intelijen Senat AS, pekan depan, terkait komunikasi dengan Rusia pada pemilihan umum 2016. Trump Jr diminta bersaksi pada 26 Juli, sedangkan Jared Kushner pada 23 Juli. Bersama dengan Trump Jr, Senat juga memanggil Paul Manafort, ketua tim kampanye. Mereka bertiga kemungkinan besar akan diminta untuk menjelaskan pertemuan dengan pengacara Rusia yang diduga sebagai "utusan" Kremlin, Natalia Veselnitskaya, pada Juni 2016 di Menara Trump.Komite Senat saat ini sedang menyelidiki kemungkinan terjadi komunikasi rahasia antara tim kampanye Trump dan pihak Rusia. Dugaan ini dibantah keras oleh kubu Trump. Namun, media arus utama, khususnya The New York Times dan The Washington Post, sedikit demi sedikit berhasil mengungkap fakta demi fakta keterlibatan itu.Seperti diberitakan, Donald Trump Jr, beberapa waktu lalu, mengungkapkan kepada publik, surat elektronik yang isinya berupa ajakan bertemu dengan Veselnitskaya yang "memiliki data yang bisa menghancurkan reputasi Hillary Clinton". Pertemuan itu selain dihadiri Trump Jr juga dihadiri Manafort, Jared Kushner, dan satu nama lagi yang baru terungkap, yaitu Rinat Akhmetshin, yang merupakan mantan pejabat militer Rusia.Kesaksian orang-orang terdekat Trump di Senat akan menjadi kesaksian terpenting setelah testimoni mantan Direktur FBI James Comey, Juni lalu. Comey bersaksi bahwa ia diminta Trump untuk menghentikan penyelidikan terhadap mantan penasihat keamanan Michael Flynn, tetapi ia menolaknya. Penolakan ini diyakini menjadi alasan yang melatari pemecatan Comey.Flynn mundur dari posisinya karena ketahuan menjalin komunikasi rahasia dengan Rusia di luar prosedur dan menutupinya dari Wapres Mike Pence.Rusia maniaSaat ini, berlangsung pemeriksaan paralel terkait intervensi Rusia terhadap pemilu AS. Komite Intelijen menyelidiki dugaan komunikasi rahasia antara tim kampanye Trump dan Rusia. Secara terpisah, Departemen Kehakiman AS memberi mandat kepada penyidik khusus Robert Mueller untuk menyelidiki dugaan intervensi Rusia terhadap proses demokrasi AS, termasuk peretasan komputer kubu Partai Demokrat. Penunjukan penyidik khusus itu membuat berang Trump. Puncaknya, Trump, kemarin, mengaku menyesal telah mengangkat Jaksa Agung Jeff Session. Session tidak bisa turun tangan dalam urusan Rusia karena ia sendiri terungkap pernah bertemu dengan Dubes Rusia di AS semasa kampanye pemilu. Hanya dalam proses validasi di Senat sebelum terpilih, Session tidak mengungkapkan hal itu.Alhasil, Session kemudian menyatakan tidak memiliki kualifikasi hukum (recuse) untuk turun tangan dalam masalah Rusia. Hal ini membuat Trump kesal. "Bagaimana mungkin Anda menerima jabatan ini, tetapi Anda tak ingin terlibat? Seandainya saya tahu ini sebelumnya, saya tidak akan memberinya jabatan," kata Trump. Para pengkritik Trump kini juga mendesak agar pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang tidak terjadwal di G-20 diselidiki. Pertemuan "tak resmi" itu, menurut sejumlah sumber, berlangsung sekitar 1 jam tanpa ada saksi ataupun pihak yang merekam.Gedung Putih akhirnya mengonfirmasi pertemuan itu setelah lebih dulu diungkap oleh media massa.(AP/AFP/REUTERS/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000