logo Kompas.id
InternasionalYang Tua dan Yang Baru dalam...
Iklan

Yang Tua dan Yang Baru dalam Pertarungan di Marawi

Oleh
· 3 menit baca

Ketika di ketinggian, dalam pantulan sinar matahari pagi, pesawat pengintai P-3C Orion milik Angkatan Udara Amerika Serikat mengawasi situasi kota Marawi, Pulau Mindanao, Filipina selatan, tiba-tiba dari balik awan sebuah OV-10 Bronco milik Angkatan Udara Filipina menukik tajam ke arah kota itu. Dari bawah bentang sayapnya, dua buah bom dilepaskan ke arah kubu pertahanan kelompok Maute. Sesaat sebelum bom menghujam bumi dan melemparkan serpihan sasaran ke udara, pesawat buatan North American Rockwell itu telah melesat kembali ke udara. Setelah bermanuver di atas Danau Lanao, pesawat dengan kemampuan kontra gerilya itu kembali mengarahkan moncongnya ke Marawi, mengambil posisi di ketinggian, menukik, dan kembali melepaskan bom. Dhuaarrr.. Serpihan bangunan tersebar ke udara bersamaan dengan asap hitam yang membubung. Meski tua, pesawat itu dinilai sangat efektif mengantisipasi kelompok gerilyawan. Setelah Bronco menyelesaikan misinya, pesawat tempur terbaru milik Angkatan Udara Filipina, FA-50 Golden Eagle, mulai beraksi. Kehadiran mesin perang baru itu tentu memberi efek gentar bagi lawan. Di Marawi dan di tangan pilot Angkatan Udara Filipina, FA-50 buatan Korea Aerospace Industries (KAI) itu mendapat predikat battle proven. Predikat yang sama juga disematkan pada BRP Tarlac LD-601. Kapal serba guna milik Angkatan Laut Filipina itu buatan PT PAL, Surabaya. OV-10 Bronco yang digunakan Angkatan Bersenjata Filipina merupakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) besutan tahun 1970-an dan masuk dalam dinas Angkatan Udara Filipina pada tahun 1991, warisan dari AU Amerika Serikat. Sementara itu, FA-50 dan BRP Tarlac masuk dalam kedinasan Angkatan Bersenjata Filipina dalam dua tahun terakhir. Konflik Marawi menjadi ajang pembuktian kedigdayaan sistem persenjataan itu.Dalam pertempuran di Marawi, militer Filipina sempat menghentikan pengoperasian FA-50 Golden Eagle karena efek ledakan bom yang ditembakkan menyebabkan dua tentara Filipina tewas dan belasan lainnya luka-luka. Bom itu menghancurkan bangunan yang serpihannya melukai tentara-tentara itu. Pertempuran daratDi darat, pertempuran di dominasi oleh pertarungan antar-senapan serbu dan senapan penembak jitu. Selain menggunakan senapan lama M-16 buatan AS, sejumlah kombatan Maute diketahui juga menggunakan senapan serbu M4 Carbine baru dan lebih modern, serta pelontar granat M-203, sebagaimana digunakan sejumlah satuan Angkatan Darat Filipina. Pertarungan di Marawi merupakan pertarungan yang tak hanya melibatkan adu strategi, tetapi juga kekuatan dan efektivitas senjata lama dan baru. Setelah Kongres menyetujui perpanjangan masa darurat militer yang diajukan Presiden Rodrigo Duterte, Sabtu (22/7), tugas mereka menjadi kian berat. Menurut sejumlah informasi, pimpinan kelompok Maute telah menyusupkan sekitar 90 kombatan keluar dari Marawi. Mereka ditengarai diminta berkolaborasi dengan kelompok bersenjata lain di Mindanao untuk mengobarkan serangan serupa, seperti di Marawi. (B JOSIE SUSILO HARDIANTO/HARRY SUSILO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000