Prospek Wilayah Asia Tenggara Cerah
KUALA LUMPUR, MINGGU — Pergeseran pusat ekonomi dari Trans-Atlantik ke Asia membuat kelompok ASEAN sangat cerah. Pusat ekonomi yang berlokasi di China dan India membuat ASEAN dengan lokasi strategis menjadi penting. Semua kekuatan akan fokus pada ASEAN.Hal ini terjadi karena ASEAN terletak di lintasan maritim yang penting. Sejarah memperlihatkan perekonomian dunia begitu bergantung pada faktor maritim. Hal itu diungkapkan sejarawan Profesor Wang Gungwu, di Kuala Lumpur, Kamis (20/7). Ia merupakan ahli Asia Timur dan ASEAN. Wang berbicara selama 90 menit dalam diskusi mengenai Asia tenggara dan China dalam acara yang diselenggarakan oleh Institute of China Studies of Universiti Malaya, seperti diberitakan harian Malaysia, The Star. Materi dibawakan Wang menarik peserta seminar, antara lain Sultan Perak, Malaysia, Nazrin Muizzuddin Shah, dan Ketua Dewan Bisnis Malaysia-China Tan Sri Ong Ka Ting. Wang menguraikan bahwa dekolonisasi memberikan keuntungan pada China. Dekolonisasi menghilangkan ancaman bagi China dari wilayah pantai, yang sekian lama dikuasai Barat. China menjadi korban penaklukan karena mereka pecah di dalam negeri. Selain itu, mereka tidak menguasai maritim. Menurut Wang, pemimpin China Deng Xiaoping membuka prospek dengan menyatukan China, mereformasi ekonomi negara itu, serta memanfaatkan maritim menjadi salah satu sarana utama pengembangan perekonomian lewat ekspor impor.Transformasi ekonomi"Sebuah prospek yang menjanjikan, yang kini juga menjadi peluang bagi ASEAN, berkat perpindahan kekuatan ekonomi ke China dan India," kata Wang, yang juga Ketua East Asian Institute, the National University of Singapore."Sentralitas ASEAN, yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra India, akan membuat banyak negara memberi perhatian pada ASEAN. Lokasi ASEAN sangat unik," katanya.Perdagangan maritim akan menjadi kekuatan utama di balik perubahan lokasi kekuatan ekonomi dari Trans-Atlantik ke Asia. Pergeseran kekuatan ekonomi global ini juga harus membuat seluruh Asia melakukan transformasi ekonomi dengan kebangkitan ekonomi China, India, ditambah Jepang yang masih memiliki kekuatan ekonomi besar."Pergeseran kekuatan ekonomi dari Trans-Atlantik yang mendominasi dunia selama 200 hingga 300 tahun akan beralih ke Indo-Pasifik. Saya menekankan Indo-Pasifik ketimbang Asia Pasifik karena saya ingin menekankan faktor maritim dalam perekonomian global terbuka," kata Wang.Dalam pertemuan di Jakarta, beberapa waktu lalu, Direktur Institut Hubungan Internasional Tsinghua University, China, Yan Xuetong mengingatkan perlunya upaya mendorong penyamaan norma, posisi, dan nilai. Hal ini dibutuhkan sehingga ASEAN dapat "mengejar" China yang siap menjadi negara adikuasa pada 2022. (MON)