logo Kompas.id
InternasionalPerusahaan Toshiba, bagai...
Iklan

Perusahaan Toshiba, bagai Benang Kusut

Oleh
· 3 menit baca

Toshiba, konglomerat Jepang berusia 140 tahun, kini bagai benang kusut. Ada kerugian yang belum dikonfirmasi 8 miliar dollar AS, sementara bisnis lesu. Perusahaan diberitakan terancam dikeluarkan dari Bursa Saham Tokyo.Toshiba dengan 190.000 pekerja di seluruh dunia memiliki beragam bisnis: pembuatan televisi, komputer, konstruksi, kereta api, pesawat, robot, hingga pembangkit tenaga listrik nuklir. Untuk divisi digital, perusahaan Korsel, Taiwan, AS, dan China menjadi pesaing utama. Maka, ada penurunan penjualan untuk divisi ini pada 2016.Kerunyaman bertambah setelah Westinghouse Electric (WE), divisi pembangkit listrik bertenaga nuklir di AS, bangkrut. Ada mismanajemen dan manipulasi keuangan di dua proyeknya sehingga terjadi kerugian minimal dua miliar dollar AS. WE sudah mengajukan perlindungan kepailitan karena tak mampu membayari kreditor. Namun, perusahaan Jepang ini tetap berniat membayari utang atas proyek-proyek yang juga belum kunjung selesai.Toshiba masih tertimpa beban untuk mengatasi problem radiasi nuklir di tiga reaktor nuklir akibat gempa dan tsunami di Fukushima tahun 2011. Terjadi akumulasi kerugian.Sejak tahun 2008Pukulan besar bagi bisnis Toshiba berlangsung sejak krisis ekonomi AS tahun 2008. Akibatnya, terjadi kerugian besar dan Toshiba tak berani memunculkan laporan keuangan. Toshiba terancam dikeluarkan dari Bursa Saham Tokyo jika sampai 10 Agustus 2017 tidak memublikasikan laporan keuangan. Pada 2015, Toshiba ketahuan memanipulasi pembukuan. Perusahaan ini mencatatkan kenaikan pendapatan palsu, menutupi biaya-biaya dan kerugian.Karena itu, Toshiba hendak menjual divisi pembuatan cip memori, bisnis menggiurkan 18 miliar dollar AS, guna mengatasi utang dan kerugian. Rencana ini ditentang Western Digital (WD), mitra Toshiba untuk divisi cip memori. Eksekutif Utama WD Steve Milligan menyatakan, Toshiba tak bisa bertindak sendiri tanpa meminta opini dari WD.Toshiba sudah mendapatkan pembeli bagus: konsorsium Innovation Network Corp of Japan, Development Bank of Japan dan Bain Capital (AS), bersama SK Hynix (Korsel). WD marah dan dikabarkan berminat membeli divisi cip memori.Untuk sementara, kesepakatan gagal, pemegang saham berang. Mereka rugi akibat harga saham Toshiba anjlok 35 persen menjadi 287,6 yen per lembar. Hanya penjualan divisi itu yang memungkinkan Toshiba pulih. "Saya mohon maaf kepada pemegang saham dan pihak yang berkepentingan dengan Toshiba," kata Eksekutif Utama Satoshi Tsunakawa, 28 Juni.Menurut sumber yang dikutip AFP, Toshiba dalam keadaan darurat. Tsunakawa membantahnya. Media Bloormberg, 28 Juni, menyebutkan pemerintahan mungkin turun tangan. Harga diri, alasan kebanggaan negara, mempertahankan rahasia bisnis membuat pemerintah Jepang melakukan apa saja untuk melindungi korporasi. Hal ini membuat korporasi Jepang sulit menjalankan bisnis berdasarkan kekuatan pasar.Manajemen di Toshiba turut menjadi penyebab kerunyaman. "Perusahaan perlu kepemimpinan kuat dan mampu mengambil keputusan tepat," gerutu seorang investor Toshiba. Investor lain mengatakan, "Toshiba kini mirip perusahaan kelas tiga." Penyebab lain, pasar domestik tak kuat, seperti dekade setelah PD II, serta persaingan ketat secara global. Bisnis sulit dikontrol karena ada banyak divisi dan rumit. (AFP/AP/REUTERS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000