logo Kompas.id
InternasionalPenyeberang Jalan Dilarang...
Iklan

Penyeberang Jalan Dilarang Sambil Melihat Telepon Genggam

Oleh
· 2 menit baca

Berjalan kaki sambil mengutak-atik telepon genggam adalah pemandangan biasa yang disaksikan di mana-mana. Bahkan, sambil menyeberang jalan, kepala tetap menunduk melihat telepon di tangan. Honolulu, ibu kota Hawaii, Amerika Serikat, akan menjadi kota pertama yang melarang kebiasaan itu. Mulai 25 Oktober, para "zombi telepon pintar" ini bisa dikenai denda 15-99 dollar AS (sekitar Rp 1,3 juta) jika menyeberang jalan sambil melihat telepon. Ketentuan yang mengatur larangan itu baru disahkan Kamis lalu lewat voting di Dewan Kota dengan hasil 7 : 2. "Kami mempunyai perbedaan yang tidak menguntungkan dibandingkan kota lain, menjadi kota besar dengan banyak pejalan kaki ditabrak di penyeberangan, terutama para orang tua," kata Wali Kota Honolulu Kirk Caldwell. Sebelum undang-undang disahkan, gugatan datang dari mereka yang melihat pemerintah bersikap berlebihan dalam mengatur perilaku warga. "Hapus RUU yang mengganggu, sediakan pendidikan yang lebih baik bagi warga tentang penggunaan barang-barang elektronik yang lebih bertanggung jawab, dan biarkan penegakan hukum fokus pada masalah yang lebih besar," kata Ben Robinson dalam kesaksian tertulisnya kepada Dewan Kota. Akal sehatDi satu sisi, tak semua hal diatur, tetapi kadang penanggung jawab kota tak bisa menyerahkan pada kesadaran warga. "Saya berharap ada hukum yang kami tak perlu berlakukan. Akal sehat bisa mengatasi, tetapi kadang kita kekurangan akal sehat," ucap Caldwell. Kecelakaan akibat konsentrasi yang teralih, termasuk karena telepon genggam ini, lumayan banyak. Selama tahun 2000- 2011, menurut Dewan Keamanan Nasional, terdapat lebih dari 11.000 orang luka-luka. Tak diketahui berapa angka kecelakaan yang terjadi di Honolulu.Denda yang dikenakan atas pelanggaran itu relatif rendah meski begitu diharapkan mencegah orang bermain-main dengan telepon genggamnya. Pengecualian berlaku bagi mereka yang terpaksa mengirim pesan karena kondisi darurat. "Telepon genggam bukan hanya marak di jalan raya, melainkan juga di trotoar kita," kata juru bicara kota Maureen Vogel.Upaya untuk menyelamatkan pejalan kaki dari pengguna telepon yang berlebihan dilakukan di sejumlah tempat di AS. (REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000