logo Kompas.id
InternasionalPopularitas Anjlok, Abe Rombak...
Iklan

Popularitas Anjlok, Abe Rombak Kabinet

Oleh
· 3 menit baca

TOKYO, KAMIS — Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe merombak kabinet, Kamis (3/8), untuk menaikkan popularitas yang anjlok selama lima bulan terakhir akibat tuduhan kolusi. Ini untuk keempat kalinya Abe merombak kabinet sejak ia berkuasa, akhir 2012. Sebelumnya, perombakan kabinet dia lakukan, tahun lalu. Abe kembali menunjuk mantan Menteri Pertahanan Itsunori Onodera setelah Tomomi Inada mengundurkan diri akibat skandal penanganan dokumen militer di kementerian pertahanan. Abe juga menunjuk Taro Kono untuk posisi menteri luar negeri. Kono selama ini kerap menentang kebijakan-kebijakan Abe. Dengan formasi kabinet yang baru, Abe berjanji akan lebih fokus pada isu-isu yang penting dan genting, seperti ekonomi. "Saya menyesal dan meminta maaf kepada rakyat yang kehilangan kepercayaan akibat sejumlah skandal. Kami akan mendengarkan suara rakyat," kata Abe.Untuk menangani perekonomian, Abe menunjuk Toshimitsu Motegi, veteran kebijakan partai, sebagai menteri ekonomi. Tugas utamanya adalah melakukan perubahan struktural untuk membangkitkan perekonomian yang stagnan. "Deflasi akan dihentikan dengan cara mempercepat siklus ekonomi yang baik," kata Abe. Kono (54) dikenal sebagai advokat antinuklir yang berpikiran merdeka. Sikap Kono bertolak belakang dengan Abe yang mendukung energi atom. Kono menjadi pengganti Fumio Kishida yang sudah duduk di posisi menlu sejak Abe berkuasa. Kishida sering disebut-sebut bisa menjadi PM masa depan. Selain Kono dan Onodera, Abe juga menunjuk Seiko Noda (56) sebagai menteri dalam negeri. Ia pernah digadang-gadang menjadi PM perempuan pertama Jepang. Pada 2015 ia pernah berhadapan dengan Abe dalam memperebutkan kepemimpinan di Partai Demokrat Liberal (LDP). Ia menggantikan Sanae Takaichi, salah satu teman dekat Abe. Onodera (57), yang pernah ditunjuk menjadi menhan selama dua tahun, berjanji memulihkan persatuan. Penunjukan Onodera diyakini Abe tepat saat situasi Semenanjung Korea tegang akibat krisis nuklir Korea Utara. "Tanggung jawab pemerintah yang terbesar adalah menjamin keamanan rakyat," kata Abe. Dalam perombakan kali ini, posisi Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dan Menteri Keuangan sekaligus Wakil PM Taro Aso tidak tergoyahkan. Popularitas turunJajak pendapat menunjukkan, popularitas Abe turun hingga titik terendah sejak 2012, di bawah 30 persen. Padahal, pada awal tahun ini ia diperkirakan kembali memimpin LDP untuk ketiga kali. Hal itu menempatkan Abe di jalur nyaman untuk mempertahankan jabatan PM, dan berpeluang menjadi PM yang paling lama menjabat.Akhir-akhir ini Abe diguncang tuduhan kolusi oleh oposisi. Masyarakat Jepang juga tidak setuju dengan kecenderungan LDP memaksakan aturan yang tidak populer di parlemen. Pengamat politik internasional di Sophia University, Tokyo, Koichi Nakano, menilai kabinet baru Abe itu membosankan karena tak ada yang baru. Perombakan kabinet itu hanya dilakukan karena Abe terpojok dan ia hanya ingin mengenyahkan menteri-menteri yang bermasalah. "Padahal, akar banyak masalah justru ada pada Abe," kata Nakano.Nakano mendeskripsikan, dari 19 anggota kabinet Abe sekarang, 14 anggota baru kali ini jadi menteri. Namun, mayoritas mereka adalah veteran partai. Perombakan kabinet ini menunjukkan Abe sadar posisinya kian terancam meski LDP menguasai parlemen. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000