logo Kompas.id
InternasionalOposisi Curigai Petahana...
Iklan

Oposisi Curigai Petahana Meretas Data Perolehan Suara

Oleh
· 3 menit baca

NAIROBI, RABU — Oposisi Kenya menuduh pemerintahan Presiden Uhuru Kenyatta melakukan kecurangan pada sistem pemungutan suara. Setelah tuduhan disampaikan, kerusuhan terjadi di sejumlah tempat dan dikhawatirkan membesar.Kendati hasil resmi belum keluar, hasil sementara menyebutkan, Kenyatta mendapat 55 persen, sedangkan pemimpin oposisi Raila Odinga mendapat 44 persen suara. Penghitungan ini disikapi penolakan oleh oposisi. Dalam jumpa pers, Rabu (9/8), Odinga menuduh lawan utamanya, Kenyatta, melakukan kecurangan dengan meretas sistem penghitungan suara elektronik. "Hasilnya palsu. Ini penipuan. Mereka tidak bisa dipercaya," kata Odinga kepada wartawan. Dia kemudian mengeluarkan rilis sebagai bukti ditemukannya kecurangan. Kenyatta dituduh melakukan modifikasi yang menguntungkan suaranya hingga 11 persen. "Tindakan ini merupakan serangan terhadap demokrasi kita. Pemilihan umum 2017 curang," ucap Odinga. Pemilu yang berlangsung pada Selasa (8/8) lalu berlangsung cukup aman. Kerusuhan di sejumlah tempat terjadi setelah munculnya hasil sementara yang menempatkan Presiden Kenyatta lebih unggul. Polisi menembakkan gas air mata ke arah pemrotes di Kondele, kota yang menjadi pusat kerusuhan setelah pemilu tahun 2007. "Kalau bukan Raila, tidak ada perdamaian," ujar pendukung kubu Odinga. "Tidak jadi presiden, tidak akan ada perdamaian," ucap seorang pemrotes. Pengunjuk rasa ramai-ramai menyerukan hal serupa. Di Kondele, 1.100 orang tewas dan 600.000 orang mengungsi akibat kerusuhan yang berlangsung selama 2 bulan setelah pemilu tahun 2007. Lawan lama Persaingan antara Kenyatta (56) dan Odinga (72) dalam perebutan kursi presiden saat ini bukan yang pertama terjadi. Odinga, mantan perdana menteri 2008-2013, sudah yang keempat kali mencoba memperebutkan posisi presiden. Pada pemilu sebelumnya, tahun 2013, saat Kenyatta memenangi pertarungan, Odinga juga merasa dicurangi. Hal serupa terjadi pada 2007. Bahkan, akibat persaingan keras, kerusuhan meletus dan menimbulkan korban jiwa dan materi dalam jumlah besar. Odinga menggugat hasil pemilu 2013 ke pengadilan, tetapi dinyatakan kalah. Atas hasil sementara kemarin, Odinga menyerukan kepada pendukungnya agar tetap tenang. Namun, dia menyatakan tidak bisa mengawasi pendukungnya. Wakilnya, Kalonzo Musyoka, menyatakan, oposisi akan melakukan aksi pada tanggal yang akan ditetapkan kemudian. Polisi mengatakan telah melepas tembakan terhadap pengunjuk rasa di barat daya Kenya, basis kubu oposisi. Seorang warga tewas tertembak dalam insiden itu. Menurut komandan polisi, penembakan dilakukan karena pengunjuk rasa bentrok dengan petugas keamanan di Mugirango selatan. Warga di kota lain, seperti Kimusu, Rabu, juga turun ke jalan, menutup jalan, dan membakar ban-ban bekas. Ketegangan serupa terjadi di Nairobi. "Pemungutan suara baik-baik saja. Tak ada yang keliru, tetapi hasilnya disebar. Itu jadi masalah. Apa yang terjadi?" kata Steven Okeda (37), guru sekolah dasar. Dia mencurigai ada rekayasa hasil pemilu. (AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000