Teknologi Ultra Filtrasi untuk Suplai Air Bersih RS Indonesia di Myanmar
Oleh
·2 menit baca
YANGON, RABU — Tim Teknis Rumah Sakit Indonesia memutuskan untuk menggunakan teknologi ultra filtrasi untuk menyuplai kebutuhan air bagi rumah sakit itu, di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Hal ini dijelaskan oleh salah satu anggota tim ahli Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Agus Subiyakto Saleh, saat berkunjung ke lokasi pembangunan RS Indonesia di Mrauk U, Rakhine, Rabu (9/8/) silam.
”Setelah melakukan pengecekan di lapangan, air di lokasi itu memiliki PH 7,1 dan TDS rendah, hanya 2, yang berarti kandungan mineralnya rendah. Maka, kami akan menggunakan sistem ultra filtrasi sehingga air akan jernih,” kata Agus.
Ia menjelaskan bahwa ultra filtrasi merupakan teknologi penyaringan air dengan menggunakan membran tertentu dan dapat menyaring setiap partikel yang berada di dalam air hingga ukuran 0,01 mikron. ”Semua kotoran akan tertahan sehingga air bebas dari kemungkinan bakteri dan lain-lain” ujar Agus.
Ia juga menyatakan, selain perawatan yang mudah, teknologi ini mampu menahan virus hingga ukuran 0,5 mikron.
”Virus akan tertahan di membran itu karena ukurannya 0,5 mikron. Teknologi ini mudah dioperasikan dengan menggunakan pompa karena tekanannya rendah, hanya membutuhkan tekanan 0,5-1 bar. Upaya membersihkannya juga cukup mudah dilakukan, dengan bayclin, sudah bisa membersihkan membran,” ujar Agus.
Agus juga menambahkan bahwa dengan kapasitas penampungan air yang mencapai 120.000 meter kubik, persediaan bisa melayani 1.000 orang selama empat bulan. ”Kapasitas penampungan air ini 120 meter kubik, bisa melayani 1.000 orang, dan jika dihitung kebutuhan air per orang 100 liter per hari, maka kapasitas air ini bisa digunakan hingga 120 hari ke depan atau 4 bulan,” katanya.
Pada Senin (7/8) lalu, MER-C memberangkatkan empat relawan teknis ke Myanmar, dengan salah satu agendanya adalah melakukan studi lanjutan untuk mengatasi permasalahan air bersih. Selain itu, mereka melakukan supervisi terhadap pekerjaan pembangunan tahap satu RS Indonesia yang sudah selesai. Tim dijadwalkan bertugas hingga Jumat esok.
Pembangunan RS Indonesia di wilayah konflik Rakhine adalah langkah diplomasi kemanusiaan yang dapat terwujud berkat kerja sama MER-C dengan Palang Merah Indonesia, serta didukung oleh Pemerintah RI. Keberadaan RS Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu perekat persatuan antaretnis di Myanmar. (*/ATO)