HODEIDAH, MINGGU — Komite Internasional Palang Merah (ICRC) merencanakan melakukan uji pengiriman beras ke Yaman bulan ini. Upaya tersebut merupakan pengiriman pertama kali melalui pelabuhan Hodeidah yang dikuasai Houthi sejak Februari lalu.
Hodeidah berulang kali dihantam serangan koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang mengerahkan kekuatan militer di Yaman sejak 2015. Pengerahan ini bertujuan mengembalikan kekuasaan Presiden Yaman Abdurabbuh Mansour Hadi.
Pelabuhan Hodeidah selama ini menangani 80 persen suplai pangan bagi Yaman yang berasal dari bantuan internasional. "Sejumlah perusahaan maritim mulai menggunakan pelabuhan Hodeidah," kata juru bicara ICRC, Iolanda Jaquemet.
"Kami akan menguji pelabuhan tersebut dengan mengirim kargo beras dari Pakistan," kata Jaquemet. Kapal pengangkut meninggalkan Pakistan pada Kamis lalu dan diperkirakan tiba di Hodeidah pada awal September.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengatakan, Houthi telah menggunakan pelabuhan Hodeidah untuk menyelundupkan senjata ke Yaman. Karena itu, Pemerintah Yaman yang dipimpin Mansour Hadi telah mengusulkan kepada PBB untuk mengawasi pelabuhan tersebut.
ICRC berhenti menggunakan pelabuhan Hodeidah sejak Februari 2017. Jaquemet mengatakan, ICRC juga mulai mengirim suplai bantuan pangan ke Yaman melalui darat dari Jordania via Arab Saudi dan Oman.
10.000 orang tewas
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 10.000 orang. Sedikitnya 2 juta warga kehilangan tempat tinggal. Akibat perang, infrastruktur di Yaman, seperti jalan raya, rumah sakit, dan sekolah, hancur.
Penyakit kolera kini tersebar luas. Lebih dari setengah juta warga Yaman terinfeksi kuman penyakit itu dan 2.000 warga meninggal akibat serangan kolera.
Ketua Dewan Pelabuhan Laut Merah, termasuk pelabuhan Hodeidah, Rabu lalu, mengatakan, koalisi yang dipimpin Arab Saudi menghentikan pengiriman 4 crane yang diorganisasi oleh Program Pangan Dunia PBB (WFP). Laporan ini telah dikonfirmasi WFP. Menurut mereka, crane sudah dikirim kembali ke Dubai setelah menunggu di lepas pantai selama lebih dari satu pekan.
Juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Maliki menjelaskan, langkah itu diambil karena WFP tidak berkoordinasi dengan koalisi sebelum melakukan pengiriman crane. Menurut dia, Houthi menginginkan 4 crane tersebut sebagai sumber pemasukan dari impor guna membiayai perang.
Al-Maliki menyatakan, keempat crane akan dipasang di Pelabuhan Al-Mokha yang berada di bawah kendali koalisi. "Yaman memastikan bahwa pendapatan masuk ke pemerintah yang sah melalui bank sentral dan akan digunakan untuk menggaji warga Yaman," ucapnya.
(REUTERS/LOK)