Iran-Saudi Jajaki Rekonsiliasi
KAIRO, KOMPAS — Iran dan Arab Saudi secara mengejutkan berupaya merajut tali rekonsiliasi hubungan di antara dua negara itu. Sebelum memulai kunjungan, delegasi kedua negara akan dipertemukan dulu oleh Rusia di Moskwa. Menlu Iran Mohammad Javad Zarif, seperti dilansir kantor berita Iran, ISNA, Kamis (24/8), mengungkapkan, Iran dan Arab Saudi sepakat melakukan tukar- menukar kunjungan diplomat dari kedua negara untuk meninjau kantor kedutaan masing-masing di dua negara itu. "Visa kunjungan telah diberikan kepada diplomat Iran dan Arab Saudi untuk berkunjung, dan tinggal menyelesaikan sebagian teknis program kunjungan itu sebelum diplomat Iran berangkat untuk meninjau kantor kedutaan dan konsulat Iran di Arab Saudi, serta sebaliknya diplomat Arab Saudi meninjau kantor kedutaan dan konsulat mereka di Iran," kata Zarif. Ia menjelaskan, program berkunjung antara diplomat Iran dan Arab Saudi akan dilakukan seusai musim haji, yang dimulai awal September depan. Wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir, melaporkan, sinyal bakal ada rencana rekonsiliasi itu mulai terlihat pekan lalu saat Javad Zarif dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir bertemu dan bersalaman di sela-sela pertemuan Konferensi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki. Sejak hubungan diplomatik kedua negara putus pada Januari 2016, itu pertama kalinya Iran dan Arab Saudi sepakat tukar- menukar kunjungan diplomat. Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran sebagai reaksi atas aksi serangan massa Iran ke kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran. Warga Iran menyerang kantor Kedubes Arab Saudi setelah Pemerintah Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati atas ulama Syiah di Arab Saudi, Nimr al- Nimr.Iran dan Arab Saudi juga terlibat pertarungan sengit berebut pengaruh di Timur Tengah, khususnya di Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, dan Palestina. Undangan ke Moskwa Terkait upaya rekonsiliasi, Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dilansir koran Rusia, Pravda, telah melayangkan undangan kepada Iran dan Arab Saudi agar mengirim delegasi ke Moskwa untuk membahas kemungkinan rekonsiliasi kedua negara. Rusia menjadwalkan pertemuan Iran- Arab Saudi di Moskwa berlangsung September mendatang. Menurut Pravda, Rusia siap menjadi mediator untuk mengakhiri konflik di antara Iran dan Arab Saudi. Rusia memandang rekonsiliasi Iran-Arab Saudi tak mustahil. Rakyat dua negara itu dinilai lebih menginginkan rekonsiliasi daripada konflik. Dubes Iran untuk Irak, Iraj Masjedi, juga mengungkapkan, sebagian partai politik Syiah di Irak telah meminta rekonsiliasi Iran-Arab Saudi. Irak akan mendukung apa pun langkah menuju hubungan yang lebih baik antara Iran dan Arab Saudi. Beberapa partai politik Syiah di Irak telah membuka hubungan yang lebih baik dengan Arab Saudi. Pemimpin muda Syiah, Moqtada al-Sadr, telah mengunjungi Arab Saudi pada 30 Juli lalu dan juga Uni Emirat Arab (UEA) pada 13 Agustus lalu. Hal itu dilakukan Sadr juga dalam upaya membangun hubungan baik antara Iran dan negara-negara Arab Teluk, khususnya Arab Saudi. Rekonsiliasi Iran-Qatar Dalam konteks rekonsiliasi pula, Kamis kemarin, Qatar mengumumkan penempatan kembalinya dubes Qatar untuk Iran di Teheran untuk menjalankan misi diplomatiknya. Qatar ikut menarik dubesnya dari Teheran pada Januari 2016 sebagai solidaritas terhadap Arab Saudi yang memutus hubungan diplomatik dengan Iran saat itu. Keterangan pers Kemlu Qatar yang diunggah ke media sosial menyebutkan, Qatar saat ini berusaha memperkuat hubungan bilateral dengan Iran di semua sektor. Iran adalah salah satu negara pertama yang memberikan bantuan kepada Qatar setelah Qatar diblokade Arab Saudi dan sekutunya, 5 Juni. Iran mengirim lima pesawat kargo penuh dengan bahan makanan dan minuman ke Qatar setelah blokade itu.