Warga Sipil Tewas dalam Serangan
SANA\'A, JUMAT — Pertarungan politik di Yaman telah menjerumuskan negara tersebut dalam pertempuran yang semakin kejam. Jet-jet tempur koalisi yang dipimpin Arab Saudi secara bergelombang melancarkan serangan udara atas posisi pemberontak Houthi di Sana\'a. Dalam salah satu serangan, Jumat (25/8), bom-bom yang mereka jatuhkan menghantam dua bangunan di Distrik Faj Attan dan menewaskan warga sipil.Ledakan bom menyebabkan bangunan itu hancur. Balok-balok beton dan kayu bertumpukan. Petugas medis dan saksi mata mengatakan, setidaknya 14 orang tewas, termasuk 6 anak dan 2 perempuan, dalam serangan pukul 03.15 waktu setempat. Bangunan-bangunan itu ditinggali oleh tiga keluarga. Mohammed Ahmad, salah satu relawan yang turut membantu mengevakuasi korban, mengatakan, sebagian korban adalah anak-anak dari sebuah keluarga. Mohammed al-Rimi dan istrinya tinggal di lantai satu dengan keenam anaknya, dan seorang saudara ipar laki-laki yang sedang berkunjung. Mereka semua tewas, kecuali satu anak."Saat roket menghantam, salah satu bangunan itu langsung hancur dan menyebabkan bangunan di sebelahnya roboh. Beberapa orang berhasil menyelamatkan diri, tetapi sebagian terjebak," kata Ahmad.KecamanSerangan itu memicu kecaman internasional. Pengeboman itu merupakan salah satu serangan terbaru yang menjadi bagian dari kampanye udara koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman.Perserikatan Bangsa-Bangsa menuduh koalisi dalam seminggu terakhir telah menyebabkan lebih dari 42 warga sipil tewas. PBB pun mendorong agar segera dilakukan penyelidikan atas dugaan kekejaman perang dalam konflik di Yaman. Sebagai catatan, selama dua tahun terakhir, konflik di Yaman telah menyebabkan lebih dari 10.000 orang terbunuh dan 3 juta orang mengungsi.Selain menyebabkan warga sipil menjadi korban, konflik tersebut memicu serangkaian krisis kemanusiaan termasuk epidemi kolera. Setidaknya 2.000 orang tewas karena wabah itu, dan menginfeksi lebih dari setengah juta warga lainnya. Perang telah menyebabkan sistem layanan kesehatan, air, dan sanitasi hancur. Kondisi itu diperparah dengan deraan bahaya kelaparan. Yang menambah kecemasan, konflik brutal di Yaman belum menunjukkan tanda-tanda bakal mereda. (AP/AFP/Reuters/JOS)