Perdana Menteri dan pemimpin junta militer Thailand Prayuth Chan-Ocha membantah dirinya mengetahui posisi Yingluck. Ia menegaskan, pemerintah bakal memburu mantan PM yang digulingkannya tahun 2014 itu.
”Jika dia tidak berada di sini, apa yang disampaikan kepada Anda? Apakah dia akan tetap berkata bahwa dia tak mendapatkan keadilan,” kata Prayuth.
Di persidangan kemarin, MA Thailand menerbitkan surat penangkapan Yingluck setelah pengacaranya menyatakan Yingluck tak bisa datang ke persidangan karena mengalami gangguan pendengaran. Sidang ditunda hingga 27 September.
Sumber yang dekat dengan Yingluck membenarkan mantan PM itu telah meninggalkan Thailand. ”Dia sudah pasti meninggalkan Thailand,” ucap salah satu anggota Partai Phue Thai, yang didirikan keluarga Shinawatra.
Yingluck mengikuti jejak kakaknya, Thaksin Shinawatra—juga mantan PM Thailand—yang meninggalkan negerinya tahun 2008 sebelum dinyatakan bersalah dalam kasus suap dan divonis dua tahun penjara. Thaksin digulingkan dari jabatan PM lewat kudeta tahun 2006.
Vonis terhadap Yingluck bisa memantik ketegangan baru di negeri itu. Yingluck didakwa kasus penyelewengan program dana subsidi beras. Melalui program itu, pemerintahan Yingluck membeli beras dari para petani dengan harga lebih tinggi 50 persen dari harga pasaran.
Pemerintah Thailand kini memiliki stok beras melimpah dan mengalami kerugian 8 miliar dollar AS. Jika terbukti bersalah, Yingluck terancam hukuman penjara hingga 10 tahun.
Spekulasi pelarian
Terkait tempat pelarian Yinluck, muncul beberapa spekulasi. Ada yang berspekulasi, ia berada di Singapura. Wakil Perdana Menteri, yang juga Menteri Pertahanan, Prawit Wongsuwan menyebutkan, polisi sedang menyelidiki laporan bahwa ia kabur melalui Koh Chang, pulau dekat perbatasan Kamboja. Kepolisian imigrasi Kamboja menyatakan, ia tidak memasuki negara mereka.
Kamis lalu, melalui akun Facebook-nya, Yingluck meminta maaf karena tak bisa menemui pendukungnya di persidangan, Jumat, dengan alasan keamanan. Ia berpesan agar pendukungnya tetap di rumah demi menghindari insiden yang tak diharapkan.
Sejak proses pengadilannya dimulai tahun 2015, Yingluck telah dicegah bepergian ke luar negeri. Prawit Wongsuwan mengatakan, pejabat yang memonitor kediaman Yingluck tidak melihat kepergiannya ke luar Bangkok dalam dua hari terakhir.
Kepergian Yingluck, menurut pengamat, mengakibatkan hilangnya figur karismatik keluarga Shinawatra. Tidak ada lagi klan Shinawatra yang bisa menjadi bintang, seperti Yingluck atau kakaknya, Thaksin.
Menurut Direktur Institut Keamanan dan Studi Internasional pada Universitas Chulalongkorn, Thitinan Pongsudhirak, kaburnya Yingluck membuat pendukungnya kecewa, dan musuhnya mendapat pembenaran. ”Hal ini tak mengatasi keterbelahan dan polarisasi di Thailand,” katanya.