logo Kompas.id
InternasionalTokoh Oposisi Kem Sokha...
Iklan

Tokoh Oposisi Kem Sokha Didakwa Berkhianat

Oleh
· 2 menit baca

PHNOM PENH, SELASA — Pengadilan Kamboja, Selasa (5/9), mendakwa tokoh oposisi Kem Sokha (64) telah melakukan kejahatan pengkhianatan dan mata-mata serta bersekongkol dengan asing. Hal ini terjadi saat Perdana Menteri Kamboja Hun Sen (65) sedang mengintensifkan serangan terhadap musuh-musuh politiknya. Para pengkritik Hun Sen, seperti lembaga swadaya masyarakat dan media yang kritis, juga diseret ke pengadilan. Mereka dikenai proses hukum sebelum berlangsungnya pemilu penting pada tahun 2018. Kem Sokha merupakan politisi oposisi kawakan yang memimpin Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) sejak Maret 2017. Menurut pernyataan pengadilan, Kem Sokha dituduh berkomplot dalam sebuah "rencana rahasia" dengan pihak-pihak asing sejak tahun 1993. Disebutkan, bukti-bukti konspirasi antara Kem Sokha dan pihak-pihak asing cukup memadai untuk menuntut Kem Sokha bahwa dia telah melakukan tindak pidana "pengkhianatan dan spionase". Ancaman hukuman yang dihadapi Kem Sokha mencapai 30 tahun penjara. Amerika SerikatKem Sokha ditangkap pada Minggu (3/9) dini hari di rumahnya. Dalam penangkapan tersebut, ratusan anggota pasukan keamanan mendatangi rumahnya di Phnom Penh, ibu kota Kamboja. Beberapa jam kemudian, Hun Sen menuduh Kem Sokha berkonspirasi dengan Amerika Serikat. "Di belakang tangannya, masih saja sama, ada Amerika Serikat," kata Hun Sen dalam pidatonya.Untuk mendukung tuduhannya itu, Hun Sen mengutip pidato Kem Sokha pada 2013 yang terbuka untuk umum, yang disampaikan di Australia. Saat itu, Kem Sokha mengatakan, ia menerima bantuan AS untuk membangun gerakan prodemokrasi di Kamboja. Laporan mengenai pidato Kem Sokha ini dimuat di situs propemerintah, Fresh News, sesaat sebelum penangkapan terhadap dirinya.Bermotif politikDepartemen Luar Negeri AS menyatakan, tuduhan terhadap Kem Sokha terlihat bermotif politik. Mereka menambahkan, penangkapan Kem Sokha diikuti sejumlah langkah yang mengganggu kehidupan masyarakat sipil dan kebebasan media. Hal ini akan memperlemah kredibilitas pemilu Kamboja yang berlangsung tahun depan.Pemimpin Badan Urusan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Zeid Raád al-Hussein mengungkapkan, dirinya sangat prihatin atas penangkapan Kem Sokha. Menurut dia, penangkapan tokoh oposisi tersebut tampaknya dilakukan tanpa penghormatan terhadap jaminan proses hukum, termasuk penghormatan terhadap kekebalan parlementer yang dimiliki Kem Sokha.Penangkapan Kem Sokha mengejutkan warga Kamboja dan negara-negara donor. Tindakan pemerintahan PM Hun Sen ini meningkatkan suhu politik di Kamboja. (AFP/AP/REUTERS/LOK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000