RI Dorong Teknologi Negara-negara Islam
NEW DELHI, KOMPAS — Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin delegasi Indonesia untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam di Astana, Kazakhstan, 10-11 September ini. Pada forum itu, Indonesia akan mendorong negara-negara Islam untuk bersama-sama mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Wapres Kalla bersama Ny Mufidah dan rombongan bertolak dari Jakarta ke Astana, Jumat (8/9) pagi, menggunakan Pesawat Kepresidenan RI. Mereka transit di New Delhi, India.Wartawan Kompas, Anita Yossihara, yang mengikuti rombongan Wapres Kalla melaporkan, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) kali ini Indonesia akan lebih banyak berbicara seputar sains dan teknologi. "Biasanya OKI sering membahas isu politik, tetapi kali ini sains dan teknologi. Tentu Wapres akan bicara seputar itu, bagaimana negara-negara Islam menggairahkan hal-hal yang berkaitan dengan sains dan teknologi," kata Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Husain Abdullah.Sejak didirikan tahun 1969, OKI baru kali ini menggelar KTT pada tingkat kepala negara dan pemerintahan yang khusus membahas isu ilmu pengetahuan dan teknologi. "Pemerintah Indonesia akan menawarkan beasiswa bagi pelajar dari negara-negara OKI untuk belajar sains dan teknologi di kampus-kampus di Indonesia," kata Husain. Teknologi menengahTokoh Muslim yang juga Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi, Azyumardi Azra, menambahkan, Indonesia akan membantu negara-negara Islam, terutama yang masih tertinggal dalam perekonomian dan teknologi, dengan membagikan teknologi menengah."Ke depan, Indonesia mengambil peran sebagai lead sector untuk membantu teknologi yang tidak terlalu canggih, tetapi dibutuhkan oleh negara-negara Muslim dan negara-negara lain yang secara ekonomi dan teknologi masih terbelakang," kata Azyumardi. Di antara teknologi yang dimaksud adalah teknologi pertanian dan pengolahan pangan. Selain menghadiri KTT OKI, Wapres Kalla juga dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan bilateral, salah satunya dengan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev.
