Negosiasi Iran Bisa Jadi Model
BERLIN, MINGGU — Iran pernah ada di posisi Korea Utara saat ini. Komunitas internasional menjatuhkan sanksi berat, sama seperti yang dialami Korea Utara. Namun, melalui perundingan antara lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Iran yang dibantu Jerman akhirnya tercapai kesepakatan. Rezim Iran sepakat membatasi program pengembangan nuklir supaya semua sanksi dicabut. Kanselir Jerman Angela Merkel menilai keberhasilan proses perundingan dengan Iran itu bisa menjadi model bagi penyelesaian krisis nuklir Korut. Hanya upaya diplomasi yang akan bisa mengakhiri krisis ini. "Kalau memang keterlibatan Jerman dibutuhkan dalam perundingan, kami bersedia ikut," kata Merkel saat diwawancara mingguan Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung, Minggu (10/9). Kesepakatan perundingan dengan Iran dicapai pada 2015. Selain membatasi program nuklir, seluruh kegiatan pengembangan nuklirnya juga harus diperiksa secara rutin. Khusus untuk kasus Korut, Merkel menyatakan mendukung sanksi bagi Korut. Namun, sanksi itu harus diberikan hanya supaya Korut mau duduk berunding. Usulan Merkel muncul seiring dengan upaya Amerika Serikat mendesak Dewan Keamanan PBB untuk kembali menjatuhkan sanksi yang lebih berat. Namun, AS akan mendapat perlawanan dari Rusia dan China, dua negara yang selama ini kurang tegas pada Korut sekaligus termasuk anggota tetap DK PBB. Sanksi usulan AS adalah embargo minyak, pembekuan aset pemimpin rezim Korut Kim Jong Un, larangan ekspor tekstil, dan penghentian pekerja asing Korut. Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon juga menyatakan Inggris masih mengupayakan jalan diplomasi untuk menghindari konflik militer. Inggris juga harus siap mengantisipasi karena jarak London yang lebih dekat dengan Korut daripada Los Angeles ke Korut. "Bisa saja mereka nanti salah perhitungan," kata Fallon.Khawatir Krisis Korut yang memanas ini membuat komunitas Korea yang tinggal di Jepang khawatir akan menjadi korban kemarahan warga Jepang. Populasi warga Korea di Jepang terbanyak ada di Osaka. Dari data pemerintah tahun lalu, 453.096 warga Korea Selatan dan 32.461 warga Korut tinggal di Jepang. Mereka dahulu dipaksa pindah ke Osaka pada masa penjajahan Jepang di Semenanjung Korea sebelum dan saat Perang Dunia II. Moon Gyeong-su, Guru Besar Studi Etnis Korea di Ritsumeikan University, Kyoto, mengatakan, ketika Korut meluncurkan rudal, sejumlah sekolah Korea menjadi sasaran tudingan dan pemakzulan. (REUTERS/AFP/AP/LUK)