logo Kompas.id
InternasionalMasa Depan Norwegia Tergantung...
Iklan

Masa Depan Norwegia Tergantung Partai Kecil

Oleh
· 3 menit baca

OSLO, SENIN — Rakyat Norwegia memberikan suaranya untuk memilih pemerintahan baru, Senin (11/9). Sejumlah jajak pendapat menunjukkan, kubu petahana Perdana Menteri Erna Solberg (56) dari Partai Konservatif bersaing sangat ketat dengan kandidat dari Partai Buruh, Jonas Gahr Store (57).Baik partai Solberg maupun Store diprediksi tidak bisa memenangi mayoritas kursi parlemen sehingga mereka harus berkoalisi dengan partai-partai kecil. "Ini adalah pemilu yang paling menegangkan dalam beberapa dekade terakhir," ujar komentator televisi TV2. Dia memperlihatkan hasil jajak pendapat terakhir dengan skor sangat tipis. Karena itu, partai-partai kecil akan menjadi penentu dalam pertarungan klasik antara Konservatif dan Buruh. Kubu Konservatif yang selama ini berkoalisi dengan partai kanan, Partai Progres, akan menggantungkan harapan pada dukungan Partai Demokratik Kristen dan Partai Liberal. Adapun Partai Buruh kemungkinan akan didukung Partai Tengah, Partai Sosialis, dan Partai Merah. Sementara itu, Partai Hijau menyatakan dirinya independen dan bisa bekerja sama dengan kedua kubu.Sejak 2013, pemerintahan PM Erna Solberg berkoalisi dengan Partai Progres yang anti-imigran, Meski demikian, partai kanan di Norwegia ini tidak seekstrem partai kanan di negara-negara lainnya di Eropa. Dalam empat tahun terakhir kubu konservatif berhasil membawa Norwegia, yang merupakan produsen minyak terbesar di Eropa Barat, melewati dua krisis, yaitu ketika harga minyak jatuh di pasar dunia pada 2014 dan krisis migran di Eropa pada 2015. Tumpuan kebijakan Solberg adalah memangkas aneka pajak. "Kami ingin empat tahun lagi untuk melanjutkan apa yang sudah dikerjakan," kata Solberg.Sebaliknya, kubu oposisi bertekad untuk menaikkan pajak bagi kelompok kaya, yang uangnya akan digunakan untuk memperkuat program kesejahteraan dan untuk mengurangi kesenjangan di masyarakat. Oposisi menuduh pemerintahan Solberg telah menggunakan dana kesejahteraan rakyat yang saat ini berjumlah 1 triliun dollar AS untuk mewujudkan program-programnya. "Kita butuh perubahan saat ini karena kesenjangan di antara kita semakin lebar," kata Store seusai memberikan suaranya. Pro-EropaBaik kubu Konservatif maupun Buruh sepakat dalam sejumlah hal, antara lain dalam hal pengetatan kebijakan migran dan hubungan yang makin erat dengan Uni Eropa meskipun Norwegia bukan anggota UE. Isu keanggotaan Norwegia di UE tidak menjadi topik kampanye kali ini, karena berdasarkan jajak pendapat, mayoritas rakyat Norwegia menolak untuk bergabung dengan UE. Norwegia sudah dua kali menolak isu ini, yaitu pada tahun 1972 dan 1994. Namun, sejak perundingan Brexit berlangsung, sejumlah partai di kubu kanan maupun kiri menginginkan agar Norwegia menegosiasikan kembali posisinya terhadap Brussels. Sebagai anggota Area Ekonomi Eropa (EEA), Norwegia memiliki akses ke pasar tunggal Eropa, tetapi harus mengadopsi sejumlah aturan UE tanpa memiliki hak suara di meja perundingan.Norwegia yang berpenduduk 5,3 juta orang, Maret lalu, dinyatakan sebagai negara yang penduduknya paling bahagia di dunia. Negara ini memiliki standar kehidupan yang sangat tinggi, sistem pendidikannya termasuk terbaik di dunia.Itu sebabnya, Par Hendrik, warga Oslo, menyatakan akan memilih partai kanan untuk mempertahankan stabilitas.(AFP/AP/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000