logo Kompas.id
InternasionalPBB Kecam Myanmar
Iklan

PBB Kecam Myanmar

Oleh
· 3 menit baca

GENEVA, SENIN — Perserikatan Bangsa-Bangsa, Senin (11/9), mengecam Myanmar. Kekejaman operasi militer yang dilakukan tentara Myanmar di Maungtaw dinilai sebagai serangan sistematis terhadap warga etnis Rohingya dan menjadi contoh pembersihan etnis."Kami menerima banyak laporan dan citra satelit tentang pasukan keamanan dan milisi lokal yang membakar desa Rohingya, serta laporan pembunuhan nonresmi yang konsisten, termasuk menembaki warga sipil yang melarikan diri," kata Zeid Ra\'ad al-Hussein, Kepala Dewan HAM PBB. Menurut dia, meskipun situasi ini sulit dinilai sepenuhnya, kekerasan yang dilakukan tentara Myanmar tak ubahnya contoh dari buku teks tentang pembersihan etnis. "Saya minta Pemerintah Myanmar mengakhiri operasi militer yang kejam, dengan pertanggungjawaban atas semua pelanggaran yang telah terjadi," kata Zeid.Hingga saat ini, setidaknya 313.000 warga Rakhine mengungsi ke Cox\'s Bazar, Banglades. "Sejumlah besar orang masih datang setiap hari di tempat-tempat yang telah padat, mencari tempat, dan ada tanda-tanda yang jelas akan lebih banyak lagi yang menyeberang sebelum situasi stabil," ungkap Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).Banyak dari mereka yang menunggu untuk menyeberang ke Banglades mengalami kelaparan dan kelelahan setelah berjalan sepanjang hari, melintasi pegunungan dan semak-semak di bawah guyuran hujan. Sejumlah pemilik perahu Banglades memanfaatkan situasi dengan menarik ongkos menyeberang 10.000 taka atau 122 dollar AS per orang. Namun, hal itu telah dihentikan oleh otoritas setempat. Warga Rohingya, Arshad Zamman (60), mengatakan, keluarganya hanya memiliki 80.000 kyat atau 60 dollar AS. Ia lalu menggunakan kapalnya sendiri ke Cox\'s Bazar dan akan kembali lagi untuk menjemput istri serta kedua anak mereka. Thengar CharLonjakan pengungsi memaksa Banglades mencari tempat penampungan baru. Dhaka tengah mencari dukungan internasional untuk memindahkan pengungsi ke pulau kecil di Teluk Bengal, Thengar Char. Pada 2015, ketika Dhaka hendak mengembangkan kawasan itu untuk pengungsi, pegiat kemanusiaan protes karena tempat tersebut tak aman. Menteri Luar Negeri Banglades Abul Hassan Mahmood Ali mendesak masyarakat internasional mendorong Myanmar menemukan solusi permanen bagi krisis di Rakhine. Ia meminta pula dukungan untuk pemindahan warga Rohingya ke Thengar Char.Dalam kesempatan terpisah, wartawan Kompas, Anita Yoshihara, dari Astana, Kazakhstan, melaporkan, Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, di Astana mengatakan, pendekatan yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam isu Rakhine sudah tepat. Pendekatan kemanusiaan lebih efektif untuk menyelesaikan konflik dibandingkan pendekatan politik. "Inisiatif Indonesia di Myanmar sangat banyak, mendirikan sekolah, mengadakan pelatihan, pendidikan guru, dan lainnya. Hal itu dilakukan pemerintah bersama berbagai kelompok masyarakat sipil," ujarnya. Pendekatan kemanusiaan membuat Indonesia dipercaya menjadi pihak penyalur bantuan ke Myanmar. Penyelesaian konflik melalui pendekatan soft diplomacy itu juga diserukan Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi Pertama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Astana. Dari sejumlah daerah di Indonesia, dukungan dan simpati bagi pengungsi Rakhine terus muncul. Warga Sulawesi Selatan mengumpulkan 20 ton beras yang akan diterbangkan ke Jakarta untuk diberikan kepada warga Rohingya. Selain itu, mereka berhasil mengumpulkan dana Rp 1 miliar untuk disumbangkan. Hal serupa dilakukan warga Bandung yang mengumpulkan dana Rp 4,3 miliar. Seluruh dana akan diberikan kepada warga Rohingya yang mengungsi ke Banglades. (AP/AFP/Reuters/JOS/BAY/SEM/REN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000