LONDON, MINGGU — Polisi Inggris menahan tersangka kedua peledakan bom kereta bawah tanah di London yang melukai 30 orang. Dengan menggunakan Undang-Undang Terorisme, pria berusia 21 tahun itu ditahan di wilayah pinggiran Hounslow, Sabtu (16/9) tengah malam.
Sebelumnya, polisi telah menahan pria berusia 18 tahun, yang ditangkap di pelabuhan Dover, Sabtu. Ia ditangkap di feri yang akan berangkat menuju Paris.
Satuan keamanan juga menggeledah sebuah bangunan di Sunbury, sekitar 6 kilometer dari Hounslow. Sejumlah warga dievakuasi dari area tersebut dan dilarang mendekati wilayah penggeledahan sekitar 10 jam sebelum diizinkan kembali ke rumah.
Pemilik rumah itu adalah sepasang warga lansia Ronald Jones (88) dan istrinya, Penelope Jones (71), yang mengelola rumah asuh dan pernah mendapat penghargaan dari Ratu Elizabeth II. "Saya sedang berada di rumah ketika polisi mengetuk pintu dan meminta saya untuk keluar. Anda punya satu menit untuk meninggalkan rumah ini," kata Mogjan Jamali, tetangga keluarga Jones, kepada AP.
Pemerintah Inggris telah meningkatkan situasi keamanan ke level "kritis", yang artinya terbuka kemungkinan terjadi serangan lain. Otoritas keamanan mengerahkan perburuan besar-besaran terhadap pelaku serangan yang telah diklaim oleh Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) itu. Sekitar 1.000 tentara dikerahkan untuk menjaga lokasi-lokasi strategis di Inggris.
Bom rakitan yang tidak berfungsi secara sempurna meledak di stasiun Parsons Green, menimbulkan kobaran api besar, dan melukai sekitar 30 penumpang. Umumnya korban menderita luka bakar ringan dan cedera akibat terinjak-injak.
Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd mengatakan, korban kemungkinan akan jauh lebih banyak seandainya bom meledak sempurna. Menurut dia, para petugas harus bekerja lebih keras untuk memastikan bahwa bahan-bahan untuk membuat bom rakitan lebih sulit diperoleh. Ia meminta polisi menelusuri mengapa remaja pelaku bisa mengalami radikalisasi.
Peristiwa di Parsons Green merupakan serangan teroris kelima di Inggris sepanjang 2017. Tiga di antaranya menggunakan kendaraan yang ditabrakkan ke kerumunan dan satu serangan bom terjadi seusai konser penyanyi remaja Ariana Grande di Manchester, Mei lalu, yang menyebabkan 35 orang tewas.
Twitter Trump
Status Presiden AS Donald Trump di Twitter, Jumat lalu, yang menyebutkan bahwa pelaku serangan adalah "teroris yang telah dikenal oleh Scotland Yard" menimbulkan kemarahan London. Perdana Menteri Inggris Theresa May langsung membalas pernyataan Trump dengan mengatakan, "Pernyataan spekulatif itu sungguh tidak membantu penyelidikan yang sedang berlangsung." Mendagri Rudd juga berkomentar senada terhadap pernyataan Trump.
Kemarin, penumpang pesawat British Airways yang akan berangkat dari Paris menuju London dievakuasi di Bandara Charles de Gaulle akibat kekhawatiran keamanan terkait insiden London. Namun, pesawat ini kemudian diizinkan terbang.