logo Kompas.id
InternasionalInggris Tawarkan Kerja Sama...
Iklan

Inggris Tawarkan Kerja Sama Keamanan ke UE

Oleh
· 3 menit baca

LONDON, SENIN — Inggris menawarkan kerja sama keamanan kepada Uni Eropa terkait semakin tingginya ancaman lintas perbatasan. Hal ini merupakan kertas kerja keenam yang akan disampaikan Inggris terkait masa depan relasi Inggris-Uni Eropa setelah resmi bercerai pada Maret 2019.Proposal ini diajukan Inggris hanya beberapa hari setelah terjadi ledakan bom di kereta bawah tanah di London barat, pekan lalu, yang melukai sekitar 30 orang. Serangan teroris ini merupakan yang kelima di Inggris sepanjang tahun 2017. Tiga serangan sebelumnya dilakukan dengan menabrakkan kendaraan ke kerumunan orang, sedangkan satu serangan berupa ledakan bom bunuh diri di konser penyanyi Ariana Grande di Manchester, Mei lalu, yang menewaskan 37 orang."Kami telah memiliki kolaborasi yang kuat dengan Uni Eropa dalam masalah keamanan, dan menjadi kepentingan kita bersama untuk mempertahankannya," kata Menteri Inggris Urusan Brexit David Davis. "Kesepakatan keamanan yang baru akan didukung prinsip-prinsip bersama dan akan memiliki keluwesan dalam merespons beragam ancaman."Inggris telah memublikasikan serangkaian kertas kerja "kemitraan di masa depan" untuk dibahas dalam perundingan Brexit dengan UE. Pemerintah Inggris menganggap kesepakatan keamanan merupakan proposal yang paling kuat untuk melakukan "tawar-menawar" dengan UE.Menteri Dalam Negeri Amber Rudd menegaskan, Inggris merupakan kontributor terdepan kepada Uni Eropa dalam hal pemasok data keamanan, ekstradisi, dan kebijakan Europol."Serangkaian kejadian di Inggris dan di sejumlah negara lainnya di Eropa menunjukkan bahwa ancaman teroris dan kriminal yang kita hadapi beragam bentuknya dan sifatnya internasional. Karena Inggris bersiap untuk keluar dari UE, menjadi penting jika kedua belah pihak memastikan bahwa kerja sama keamanan, penegakan hukum, dan pengadilan kriminal tetap berlanjut," kata Rudd.Masa transisiPara pemimpin perusahaan di Inggris, termasuk British Telecommunication, menginginkan adanya masa transisi selama tiga tahun setelah keluarnya Inggris dari UE, Maret 2019. Surat yang dibuat Konfederasi Industri Inggris (CBI) yang terdiri atas lebih dari 100 perusahaan dengan total karyawan lebih dari satu juta orang di Inggris dan UE itu menyatakan bahwa mereka saat ini menginginkan keputusan tentang investasi yang akan memengaruhi masa depan."Bisnis di seluruh Inggris dan Eropa itu sangat jelas, yaitu mampu membuat rencana transisi selama tiga tahun untuk menghindarkan kesulitan. Ini penting bagi kesejahteraan kita bersama," demikian isi surat itu.Hanya beberapa hari sebelum Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara di Italia terkait rencana Brexit, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menulis artikel di media berisi visi pribadinya tentang masa depan Inggris pasca-Brexit, yang dinilai melampaui kewenangannya.Langkah Johnson ini menimbulkan spekulasi di antara pengamat bahwa ia berambisi untuk menggantikan May sebagai pemimpin Partai Konservatif dan ujungnya menggeser posisi May sebagai perdana menteri. "Apa yang kita mengerti adalah Theresa May mengelola seluruh proses dan dialah yang mengemudikan mobilnya," kata Rudd kepada BBC. (AP/AFP/REUTERS/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000