Pidato Abbas di Majelis Umum PBB Senada dengan Seruan Indonesia
Oleh
MH SAMSUL HADI
·2 menit baca
NEW YORK, KOMPAS — Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan agar segera diakhiri situasi di Palestina yang menyerupai apartheid di Afrika Selatan pada era 1940-an hingga 1990-an. Hal itu, antara lain, disampaikannya saat berpidato dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu.
Sebagian isi pidato Abbas senada dengan seruan Indonesia terkait isu Palestina. Menurut rencana, seperti disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Wakil Presiden Jusuf Kalla akan mengangkat isu Palestina dalam pidatonya yang dijadwalkan pada Kamis (21/9) siang waktu setempat.
”Andai solusi dua negara akan dihancurkan demi terciptanya realitas satu negara dengan dua sistem—apartheid—hal ini sebuah kegagalan,” kata Abbas dalam pidato selama hampir 45 menit. ”Dapatkah dunia menerima rezim apartheid pada abad ke-21?”
Mengutip Nelson Mandela, tokoh pejuang anti-apartheid dan presiden berkulit hitam pertama di Afrika Selatan, Abbas menegaskan, masyarakat internasional harus berbuat bagi Palestina, seperti yang telah dicapai Afrika Selatan. ”Kami dipercaya dan Anda dipercaya untuk mengakhiri apartheid di Palestina,” kata Abbas.
Abbas juga mengecam keras Israel atas pembangunan permukiman-permukiman baru di wilayah teritorial Palestina. Tindakan itu mengancam tawaran solusi dua negara. ”(Dengan adanya permukiman-permukiman baru itu) tidak ada tempat tersisa bagi negara Palestina dan hal seperti ini tidak bisa diterima,” ujar Abbas.
Dalam kesempatan itu, Abbas meminta PBB dan masyarakat internasional melakukan 10 poin langkah yang, antara lain, meliputi upaya mengakhiri pendudukan Israel di Palestina, menghentikan aktivitas pembangunan permukiman Yahudi di teritorial Palestina, meminta negara-negara yang belum mengakui negara Palestina untuk segera memberikan pengakuan, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menyetujui pendaftaran Palestina sebagai anggota penuh PBB, serta meminta masyarakat dunia untuk terus memberikan bantuan bagi rakyat Palestina.
”Kita harus berupaya agar status keanggotaan Palestina di PBB segera terealisiasi,” kata Retno.
Kedua, pentingnya upaya diplomatik untuk menyampaikan keprihatinan terhadap tindakan-tindakan ilegal Israel. Ketiga, memperkuat kembali semua langkah dalam organisasi-organisasi internasional untuk menyuarakan penolakan yang kuat terhadap Israel dan lebih mendukung perjuangan rakyat Palestina. Keempat, melakukan semua langkah yang memungkinkan untuk mendukung rakyat Palestina dalam bentuk pembangunan kapasitas.
(Dilaporkan dari Markas Besar PBB, New York, AS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.