Unit Keamanan Jerman Siaga Hadapi Perang Siber Jelang Pemilu
BERLIN, KAMIS — Unit keamanan Jerman bersiaga menghadapi kemungkinan serangan siber menjelang pemilihan umum yang akan berlangsung Minggu (24/9). Kewaspadaan diarahkan pada sumber serangan yang terkait dengan pihak Rusia. Kekhawatiran utama Berlin adalah terulangnya serangan malware pada 2015 yang membuat jaringan parlemen Jerman, Bundestag, lumpuh selama beberapa hari. Saat itu ada sekitar 17 gigabit data yang digunakan untuk menyerang para anggota parlemen.Otoritas keamanan Jerman mengatakan, mereka mewaspadai kelompok peretas yang dikenal dengan nama Fancy Bear atau APT28, yang terkait dengan badan intelijen militer Rusia atau GRU. Kelompok ini sebelumnya dituduh menyerang jaringan internet kubu Partai Demokrat Amerika Serikat. Para ahli teknologi informasi Jerman membekali para anggota parlemen dan juga melakukan sosialisasi kepada publik mengenai risiko ini. Pembekalan juga meliputi isu perang meme, hoaks dan disinformasi yang dirancang untuk menimbulkan kebencian, kebingungan, serta mendelegitimasi proses demokrasi.Instansi keamanan Jerman seperti BND dan BfW memberikan peringatan tentang kemungkinan operasi siber Rusia. Adapun institusi keamanan BSI telah memulai simulasi perang siber. Otoritas Jerman juga meluncurkan Cyber Command. Dengan unit ini, Jerman siap meluncurkan serangan balasanPengamat dari Brookings Institute, Constanze Stelzenmueller, Juni lalu, kepada Komite Senat AS mengatakan, Rusia memiliki kecenderungan untuk mendestabilisasi Eropa, dan Jerman merupakan target utama.Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa kali membantah keterlibatan Kremlin dalam memengaruhi pemilu negara lain. Ia menyebutkan, sepak terjang "para peretas patriotik" itu berada di luar kontrol Moskwa.Terkait ancaman serangan siber, media-media juga mempersiapkan tim untuk melakukan verifikasi terkait informasi yang muncul. Undang-undang baru telah diterapkan untuk menjatuhkan denda besar terhadap media sosial yang tidak dengan cepat menghapus ujaran kebencian.Merkel melajuHanya tiga hari menjelang pemilihan, sejumlah jajak pendapat menunjukkan calon kuat Kanselir Angela Merkel unggul jauh atas rival terkuat, Martin Schulz, 37 persen berbanding 23 persen. Media dan para pengamat di Jerman tak membicarakan tentang siapa yang akan memenangi pemilu, tetapi tentang calon mitra koalisi partai Merkel. Dalam pemilu kali ini, untuk pertama kalinya, partai ekstrem kanan Alternatif untuk Jerman diprediksi akan menembus kursi parlemen nasional dengan perolehan suara sekitar 10 persen. (AFP/REUTERS/MYR)