logo Kompas.id
InternasionalOPEC Kaji Kelanjutan...
Iklan

OPEC Kaji Kelanjutan Pembatasan Produksi

Oleh
· 2 menit baca

ABU DHABI, SENIN — Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) membuka peluang melanjutkan pembatasan produksi minyak di antara anggotanya untuk menjaga dan menaikkan harga minyak di pasar global. Merujuk pada keterangan Menteri Energi Uni Emirat Arab Suheil al-Mazrouei di Abu Dhabi, Senin (25/9), pembahasan atas kuota produksi minyak itu akan menjadi salah satu materi dalam pertemuan anggota OPEC di Vienna, Austria, November mendatang. Mazrouei mengatakan, pasar minyak cukup terjaga harganya setelah tercapai persetujuan perihal pemotongan produksi antara anggota OPEC dan non-OPEC tahun lalu. Menurut dia, kesepakatan itu juga telah mendorong kenaikan harga menjadi di kisaran 55 dollar AS per barrel seperti saat ini. Pada perdagangan awal pekan ini, merujuk Bloomberg, minyak Brent berada di harga 57,30 dollar AS per barrel, naik sekitar 0,77 persen dari perdagangan sebelumnya. Sementara itu, minyak WTI turun tipis 0,06 persen ke harga 50,63 dollar AS per barrel. "Pada pertemuan OPEC selanjutnya akan dibahas apakah dibutuhkan perpanjangan kesepakatan pemotongan hasil produksi, dan jika iya, sampai kapan (kesepakatan) itu dibuat," kata Mazrouei kepada media. Negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC tahun lalu sepakat untuk mengurangi produksi minyak mereka sebanyak 1,8 juta barrel per hari selama enam bulan. Kesepakatan itu selanjutnya diperpanjang selama sembilan bulan selanjutnya hingga Maret 2018."Pada pertemuan tersebut kelak juga akan dibahas penambahan produsen-produsen baru dalam kesepakatan pemotongan produksi itu," kata Mazrouei. Menurut dia, OPEC juga kemungkinan besar menerapkan sistem kuota itu pada negara-negara yang sejauh ini tidak ikut dalam kesepakatan tersebut. Tiga negara anggota OPEC, yakni Libya, Iran, dan Nigeria, dikecualikan dalam kesepakatan kuota OPEC dan non-OPEC itu. Perihal produksi minyak Uni Emirat Arab, kata Mazrouei, negerinya adalah produsen keempat terbesar dengan produksi sekitar 2,7 juta barrel per hari. Dalam dua bulan terakhir UEA telah memotong produksinya sebesar 10 persen. Mazrouei menyatakan UEA tengah bersiap menambah pemotongan produksi itu dengan harapan harga lebih terangkat lagi. Menurut dia, kenaikan harga minyak turut dipengaruhi kerusakan sejumlah alat bor. Diungkapkan, tingkat pasokan saat ini masih di bawah rata-rata pasokan dalam lima tahun terakhir. Secara terpisah, Pemerintah Irak menyatakan komitmennya dalam kesepakatan pembatasan kuota minyak OPEC dan non-OPEC. Menteri Perminyakan Irak Jabar al-Luaibi menyatakan terbuka kemungkinan OPEC akan menunggu hingga Januari tahun depan sebelum mengambil keputusan soal kelanjutan kesepakatan perihal pemotongan itu. Hal itu menjaga harga hingga triwulan pertama 2018. (AFP/BEN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000