PARIS, RABU — Presiden Perancis Emmanuel Macron menyebut blok Uni Eropa lambat, lemah, dan tak efektif. Untuk mengatasinya, UE harus memiliki anggaran dan kekuatan militer bersama serta melakukan harmonisasi pajak agar tetap menjadi kekuatan global yang relevan.
Namun, usulan Macron yang ambisius ini menjadi pertanyaan besar menyusul hasil pemilu Jerman. Seusai pemilu itu, Kanselir Angela Merkel mengalami kesulitan dalam membentuk pemerintahan koalisi.
Opsi yang tersisa bagi partai Merkel, Uni Demokratik Kristen (CDU), adalah berkoalisi dengan Partai Demokratik Bebas (FDP) dan Partai Hijau. Hal ini terjadi karena Partai Sosial Demokrat (SPD) yang selama empat tahun berkoalisi dengan Merkel menyatakan akan menjadi oposisi.
Namun, FDP kemarin menyatakan menentang gagasan Macron, khususnya terkait pajak dan integrasi zona euro. Akibat ketidakpastian politik di Jerman ini, mata uang euro terhadap dollar AS melorot.
"Ketidakpastian politik menyebabkan euro jatuh ke nilai terendahnya selama satu bulan ini terhadap dollar AS. Kekhawatiran akan meningkatnya populisme dan kemungkinan koalisi dengan partai liberal akan berdampak pada kebijakan Jerman," kata Jasper Lawler, analis London Capital Group.
Ekstremis
Macron juga menyinggung semangat nasionalistik yang bangkit kembali di Jerman melalui Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) yang menjadi partai ketiga terbesar. Sekitar 90 anggotanya meraih kursi parlemen.
"Kita pikir masa lalu itu tak akan kembali lagi.... Kita pikir kita telah cukup belajar. Ini terjadi akibat kebutaan karena kita lupa melindungi Eropa," tutur Macron merujuk pada kekuasaan Nazi pada Perang Dunia (PD) II yang saat ini dinilai termanifestasi kembali melalui AfD.
Menurut Macron, satu-satunya cara memperkuat Eropa di kancah global adalah dengan membentuk kembali Eropa yang berdaulat, bersatu, dan demokratis. Maka, ia mengusulkan pembentukan anggaran bersama bagi negara-negara di UE yang menggunakan mata uang euro.
Langkah itu diharapkan bisa mengundang investasi untuk melaksanakan proyek-proyek Eropa dan menstabilkan mata uang euro kala terjadi krisis ekonomi. Macron juga mengusulkan upah minimum bersama.
Dalam masalah keamanan, ia mengusulkan pembentukan pasukan intervensi Eropa. Menurut dia, diperlukan pula pembentukan akademi intelijen Eropa untuk memerangi terorisme.
Macron mengharapkan usulannya dibicarakan dalam proses pembentukan pemerintahan koalisi di Jerman. Ditanya tentang keengganan mitra koalisi Merkel terhadap usulannya, Macron menyatakan siap berdiskusi.
Di Jerman, Merkel menegaskan, yang terpenting adalah Eropa bisa lebih berperan. Hal itu harus dibarengi dengan peningkatan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan semakin kuatnya pengaruh UE.
Petry mundur
Setelah menyatakan tak akan mewakili AfD di parlemen, sosok paling berpengaruh di partai itu, Frauke Petry dan suaminya, Marcus Pretzell, Selasa (26/9), menyatakan keluar dari AfD. "Anda berupaya untuk melakukan perubahan, tetapi pada titik tertentu, Anda sadar bahwa hal itu tak mungkin," kata Petry.
"Saya memiliki lima anak dan bertanggung jawab kepada mereka. Yang terpenting, Anda harus mampu melihat bayangan Anda pada cermin," ujar Petry.
Ia terus berseteru dengan pemimpin AfD lainnya karena memilih jalan lebih moderat yang memungkinkan partainya berkoalisi dengan pemerintah. Petry menegaskan, ia tidak bisa sepakat lagi dengan "partai anarkis".
Ketua AfD Alexander Gauland dikenal sebagai pendukung Bjoern Hoecke, sosok yang menolak penilaian bahwa Adolf Hitler adalah "makhluk jahat". Gauland juga menyebutkan, Jerman harus bangga kepada para prajuritnya di PD II.