logo Kompas.id
InternasionalMalaysia Melarang Warga Pergi ...
Iklan

Malaysia Melarang Warga Pergi ke Korut

Oleh
· 3 menit baca

KUALA LUMPUR, KAMIS — Untuk melindungi rakyatnya, Pemerintah Malaysia memberlakukan larangan bepergian ke Korea Utara, Kamis (28/9). Larangan itu akan ditinjau ulang jika situasi keamanan kembali normal. Kemunculan aturan ini tak diduga karena selama ini Malaysia termasuk salah satu dari sedikit negara yang masih menjalin hubungan diplomatik dengan Korut. Hubungan keduanya merenggang sejak terjadi pembunuhan terhadap Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korut Kim Jong Un, di bandara Kuala Lumpur, beberapa bulan lalu. Larangan bepergian atau berkunjung ke Korut dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Malaysia dengan mempertimbangkan situasi keamanan yang makin tegang di Semenanjung Korea. Larangan berkunjung ke Korut juga berlaku bagi tim sepak bola Malaysia yang hendak berpartisipasi dalam Asia Cup di Pyongyang, 5 Oktober. "Larangan bepergian ini berlaku untuk semua warga negara Malaysia, termasuk anggota tim sepak bola nasional yang akan bertanding," kata Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Rizal Merican Naina Merican. Dengan ketentuan ini, pertandingan tersebut telah berganti jadwal tiga kali. Semula laga dijadwalkan pada 28 Maret, kemudian ditunda menjadi 8 Juni. Laga ditunda lagi sampai 5 Oktober. Alasan penundaan itu ialah Pemerintah Malaysia mengkhawatirkan keselamatan para pemain. Konfederasi Sepak Bola Asia akan mengajukan kasus ini ke komite terkait untuk memutuskan nasib pertandingan. Padahal, Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia Tunku Ismail Sultan Ibrahim, pekan lalu, telah mendapat akses penuh untuk masuk ke wilayah udara Korut kapan pun dibutuhkan. Sebelumnya, Tunku mengutarakan kekhawatiran kemungkinan para pemain sepak bola diracun selama berada di Korut. Larangan bepergian oleh Malaysia itu merupakan bentuk antisipasi kemungkinan aksi provokasi Korut selanjutnya. Pemerintah Korea Selatan juga khawatir akan ada tindakan provokasi lanjutan dari Korut pada bulan depan. Bulan Oktober bertepatan dengan ulang tahun Partai Komunis Korut dan Kongres Partai Komunis China. Penasihat keamanan nasional Korsel, Chung Eui-yong, menduga Korut akan berulah lagi pada 10 dan 18 Oktober mendatang.Tak mau berperang Anggota parlemen dan juru bicara Partai Demokrat Korsel, Park Wan-ju, menegaskan, Korsel tidak mau terlibat lagi dalam peperangan meski Amerika Serikat melalui Presiden Donald Trump sering mengancam atau memancing perang dengan Korut. Korsel dan AS sepakat untuk menekan Korut, tetapi sambil mengajak berdialog. Untuk mengantisipasi provokasi Korut, AS dan Korsel setuju untuk merotasi pengerahan aset strategis AS di Korsel. Namun, aset strategis ini tak disebutkan dengan jelas. Presiden Korsel Moon Jae-in menegaskan tidak akan membahas pemasangan sistem antirudal AS di Korsel seperti sistem THAAD yang diprotes China.Senada dengan Korsel, juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Ojan, menyatakan, cara-cara militer tak bisa menjadi pilihan solusi. Diplomasi dan perundingan mesti diutamakan. "Militer akan melakukan apa saja demi melindungi kedaulatan, keamanan, dan stabilitas perdamaian kawasan regional," ucapnya. China berjanji akan melaksanakan sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korut seiring dengan upaya membuka dialog dengan Korut. China yang merupakan teman dekat Korut menjadi pihak paling khawatir jika Korut menguji rudal dan nuklir saat kongres berlangsung.(REUTERS/AFP/AP/LUK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000