logo Kompas.id
InternasionalPeluang Peningkatan Kerja Sama...
Iklan

Peluang Peningkatan Kerja Sama di Berbagai Bidang Terbuka Luas

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Selama 50 tahun hubungan Indonesia-Singapura, disadari pentingnya hubungan bilateral kedua negara di berbagai dimensi. Di masa depan, Singapura antara lain bisa meningkatkan investasi di Indonesia, terlebih Indonesia sedang fokus membangun infrastruktur. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri RI periode 2001-2009 Hassan Wirajuda dalam buku 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Singapura yang diluncurkan di Jakarta, Kamis (28/9). Buku yang disusun dan diluncurkan oleh Kedutaan Besar RI di Singapura tersebut berisi tulisan para tokoh dari Indonesia dan Singapura. Para tokoh itu antara lain Hassan Wirajuda, mantan Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu, dan mantan Menlu Singapura S Jayakumar. Mereka menulis pengalaman dan pandangan terkait interaksi dengan mitra dari kedua negara. Banyak kesamaanPada peluncuran buku tersebut, Duta Besar RI untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya mengatakan, KBRI di Singapura sering menjalin kerja sama atau melakukan aktivitas bersama dengan sejumlah pihak di Singapura. Kedubes antara lain menggelar dialog antarumat beragama. "Sebenarnya, Indonesia dan Singapura memiliki banyak kesamaan. Di Indonesia, kita jarang mengetahui bahwa Singapura multikultur seperti Indonesia, baik dari sisi ras, agama, maupun bahasa. Bedanya, skala Singapura lebih kecil," kata Ngurah Swajaya.Hal yang perlu dipelajari oleh Indonesia dari Singapura adalah negara itu mempunyai konsep "Common Space", ruang bersama sebagai tempat berinteraksinya semua suku dan agama, atau tempat keberagaman hadir. Hal ini terdapat di setiap kompleks apartemen di Singapura, yang di dalamnya ada komunitas India, Melayu, China, dan warga asing lainnya. "Mereka mengalami keberagaman mulai dari tempat mereka tinggal sehingga muncul rasa saling memahami," ungkap Ngurah Swajaya.Ada pula Hawker Centre atau pusat penganan kaki lima yang penjualnya berasal dari berbagai komunitas. "Ada makanan India, Melayu, China, dan lain-lain," tambahnya. Kerja sama pariwisata Indonesia dan Singapura juga dikembangkan, seperti wisata kapal pesiar karena potensi wisata laut Indonesia sangat besar. "Untuk jenis wisata ini, Thailand sangat agresif. Indonesia juga bisa mengembangkannya. Kalau kita bicara maritime tourism tanpa membuka ini, ya pasti sia-sia," ucap Ngurah Swajaya.Kapal pesiar berisi 2.000 penumpang bisa berkeliling Indonesia, berlabuh di satu kota, lalu para penumpang dibawa berwisata keliling di sekitar pelabuhan. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi Indonesia. "Dapat pula dikembangkan paket wisata konvensi. Pertemuan di Singapura, jalan-jalan ke Indonesia, misalnya ke Batam," kata Ngurah Swajaya. Untuk itu, Indonesia perlu mengembangkan sumber daya manusia agar siap ketika menjalani kerja sama. Pengembangan sumber daya manusia itu meliputi antara lain pelatihan bagi para petugas hotel dan pelayan di restoran. (LOK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000