VATIKAN, KAMIS — Setelah melalui proses pembangunan sekitar 10 bulan, akhirnya pada 4 Oktober 2017, Taman Borobudur (Borobudur Garden) resmi hadir di Museum Etnologi Vatikan. Peresmian dilakukan Presiden Kegubernuran Vatikan Kardinal Giuseppe Bartello dan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata Indonesia I Gde Pitana.
Peresmian Taman Borobudur yang dimeriahkan tarian Bali itu turut disaksikan sejumlah duta besar asing untuk Takhta Suci Vatikan, pejabat Vatikan, serta para biarawan-biarawati Italia dan Indonesia.
Dalam sambutannya, Kardinal Bartello mengatakan, kehadiran Taman Borobudur di Museum Vatikan merupakan gambaran nyata dari hubungan persahabatan antara Indonesia dan Takhta Suci Vatikan.
”Keindahan menyatukan kita. Itulah simbol dan arti filosofis dari kehadiran Taman Borobudur di Vatikan. Semoga dengan hadirnya taman ini, pengunjung dapat menikmati dan memahami lebih jauh arti keharmonisan dalam keberagaman,” ujar Kardinal Bartello, Rabu (4/10), dalam siaran persnya kepada Kompas.
Sementara itu, Direktur Museum Vatikan Barbara Jatta juga mengungkapkan hal senada. Taman Borobudur merupakan selebrasi persahabatan Indonesia dan Takhta Suci Vatikan. Ia berharap, semoga melalui Taman Borobudur, pengunjung dapat melihat sedikit dari gambaran luas nilai-nilai harmoni dan keberagaman dari Wonderful Indonesia.
I Gde Pitana dalam kesempatan ini menjelaskan, proyek Taman Borobudur digarap sejak tahun 2010 sebagai bentuk perwujudan hubungan yang kuat di antara kedua negara. Setidaknya terdapat 1.000 artefak dari Indonesia ada di Vatikan.
Namun, khusus untuk Taman Borobudur, hanya sekitar 200 barang yang dipamerkan. Ia berharap, dengan hadirnya Taman Borobudur, pengunjung dapat menyaksikan secara langsung sedikit dari kekayaan budaya Indonesia dan arti penting Borobudur sebagai simbol yang merefleksikan keberagaman di Indonesia.
Taman Borobudur terdiri atas dua stupa besar Candi Borobudur yang terbuat dari aluminium, tetapi tampak seperti asli dan didatangkan langsung dari Muntilan, Jawa Tengah. Di samping itu, terdapat hiasan relief atau mozaik di sepanjang tembok yang menggambarkan perjalanan hidup Sidharta Gautama.
Proyek ini merupakan bantuan Pemerintah Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan. Diperkirakan setiap tahun Vatikan dikunjungi sekitar 7 juta wisatawan asing. Diharapkan dengan adanya Taman Borobudur, wisatawan asing tertarik untuk berkunjung langsung ke Indonesia.
Makanan khas Indonesia
Setelah acara peresmian, dilakukan pemotongan tumpeng. Dalam kesempatan itu, Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan Antonius Agus Sriyono secara singkat menjelaskan makna tumpeng dalam tradisi budaya Indonesia di depan sekitar 150 tamu. Intinya, tumpeng merupakan ungkapan terima kasih kepada Tuhan, sekaligus menggambarkan kehidupan manusia yang harmonis dengan alam.
Selama resepsi, disajikan makanan khas Indonesia, seperti lapis legit, bakpia, lumpia semarang, rempeyek, bakmi goreng, dan sate.