logo Kompas.id
InternasionalArah Angin Sulitkan Upaya...
Iklan

Arah Angin Sulitkan Upaya Pemadaman

Oleh
· 2 menit baca

SANTA ROSA, KAMISSebanyak 200 petugas sampai Kamis (12/10) masih berjuang memadamkan api yang sudah menghanguskan 69.000 hektar lahan dan menghancurkan 3.500 bangunan di bagian utara Negara Bagian California, Amerika Serikat. Mereka sangat khawatir tiupan kencang akan kian menyulitkan upaya pemadaman. Saat ini, sudah 23 warga tewas dan 285 orang lainnya hilang akibat kebakaran lahan. "Terbakar atau tidaknya kota tergantung dari angin," kata Kepala Tim Pemadam Steve Campbell, Kamis. "Perkiraannya angin kencang, tetapi kami belum mengalaminya." Juru bicara pemerintah setempat, Barry Dugan, menjelaskan, arah angin sangat tidak menentu. Menurut dia, situasi sama sekali tidak bisa diramalkan, sementara petugas harus tetap menjaga keselamatan warga.Kebakaran hebat mulai terjadi pada Minggu silam, membakar pertanian anggur di Lembah Napa. Sumber dan penyebab kebakaran belum diketahui. Sekitar 25.000 warga hingga Rabu dievakuasi karena asap tebal menerpa wilayah Fransisco Bay. Kebakaran semakin menghebat dan melanda sejumlah kota serta sulit ditangani akibat tiupan angin yang keras ditambah kondisi udara yang kering.Gubernur California Jerry Brown mengumumkan kondisi darurat di sejumlah tempat. Tercatat 15 sarana infrastruktur roboh dan 12 fasilitas lainnya rusak. Dengan jumlah korban tewas 23 orang, kebakaran ini adalah yang paling mematikan di California sejak 1991. Ratusan hilangHingga Rabu malam, lebih dari 285 orang belum ditemukan. Belum diketahui apakah mereka korban kebakaran atau pengungsi yang belum dicek otoritas setempat. Di Santa Rosa, blok-blok penahan yang dipasang di sekitar area kebakaran membuat kondisi daerah itu tampak seperti zona perang. Kebakaran tak menyisakan apa-apa selain arang, tembok-tembok yang rusak, serta cerobong dan rangka-rangka besi kendaraan yang gosong.Petugas pemadam mengatakan, prioritas utama adalah mengeluarkan warga dari api yang aktif. "Orang-orang sedang tidur atau terbaring malam hari saat api berkobar dalam hitungan menit," ucap Chief Ken Pimlott, seorang petugas pemadam.Dalam keadaan darurat, menurut dia, periode beberapa menit bahkan beberapa detik sangat berarti sehingga sistem pemberitahuan penting, terutama di tempat terpencil. Pemberitahuan lewat surel, Facebook, dan Twitter ternyata tak cukup memadai karena tidak selalu dilihat orang. "Dunia berubah. Orang mempunyai lagi telepon rumah," kata Sheriff Robert Giordano. (AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000