Internasional"Argo"
Iklan

"Argo"

Oleh
Trias Kuncahyono
· 3 menit baca

Entah mengapa, ketika berdiri di depan bekas gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran, Iran, segera teringat akan film Argo. Film yang disutradarai Ben Affleck itu mengisahkan upaya penyelamatan enam diplomat AS yang bersembunyi di rumah Duta Besar Kanada setelah melarikan diri dari gedung Kedubes AS yang diserang massa mahasiswa anti-Amerika. Massa marah karena AS melindungi mantan raja mereka, Shah Reza Pahlevi, yang dipaksa turun takhta dan meninggalkan Iran dalam Revolusi 1979 pimpinan Ayatollah Khomeini. Upaya penyelamatan-yang kemudian oleh orang-orang Iran disebut sebagai espionage den atau den of espionage atau nest of spies, yang dalam bahasa kita disebut "sarang mata-mata"-itu dipimpin oleh agen CIA, Tony Mendez (diperankan oleh Ben Affleck). Penyerangan dan kemudian pendudukan gedung Kedubes AS itu menjadi awal krisis sandera. Sebanyak 52 diplomat AS disandera selama 444 hari, mulai dari November 1979 hingga Januari 1981. Penyerangan gedung kedutaan lalu krisis sandera itu bagaikan guillotine yang begitu tajam memutus hubungan diplomatik AS dan Iran.Padahal, Iran di bawah Shah Reza Pahlevi adalah sekutu terpenting AS di Timur Tengah. Bisa dikatakan, Iran adalah benteng terdepan AS menghadapi Uni Soviet. Saking berkuasa dan kuatnya pengaruh AS di Iran, sampai-sampai Shah Iran disebut "boneka Amerika". Dengan bantuan AS, Iran menjadi kekuatan besar di kawasan. Meski hubungan diplomasi putus total, sebenarnya AS tidak ingin kehilangan Iran dalam konteks persaingannya dengan Uni Soviet (Rusia). Secara geostrategi, posisi Iran sangat strategis. Karena itu, Presiden Ronald Reagan berusaha memperbaiki hubungan dengan Iran. Ketika pecah Perang Irak-Iran, AS di satu sisi mendukung Irak, tetapi di sisi lain menjual senjata kepada Iran. AS juga minta bantuan Iran untuk melepaskan warganya yang disandera Hezbollah di Lebanon (1986). Sebagai gantinya, AS menjual senjata kepada Iran. Secara garis besar, hubungan kedua negara naik-turun sejak krisis sandera itu.Memburuknya hubungan AS-Iran menguntungkan banyak pihak, terutama Rusia dan China, yang semakin gencar meluaskan pengaruhnya-dengan kekuatan ekonomi-ke Timur Tengah dan Afrika serta negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Teluk yang menganggap Iran adalah saingan mereka (sejak krisis di Suriah dan NIIS). Karena AS tidak masuk Iran, Rusia dan China-lah yang kemudian "menggantikan" posisi AS. Akan tetapi, membaiknya kembali hubungan AS dengan Iran setelah tercapai kesepakatan program nuklir antara Iran dan P5+1 (lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman) telah menimbulkan persoalan baru dalam hubungan AS dengan negara sekutu di kawasan Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Perkembangan di peta dunia-munculnya China sebagai kekuatan ekonomi baru dan ambisi Rusia untuk memulihkan kekuatan di tingkat global dan regional serta krisis di Timur Tengah-telah mendorong AS mengubah kebijakan di Timur Tengah, termasuk dengan Iran. Bagi AS, cukup sekali krisis sandera dan cukup satu seri film Argo. Kecuali Donald Trump memiliki pemikiran lain.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000