logo Kompas.id
InternasionalKurz Selangkah Lagi Jadi...
Iklan

Kurz Selangkah Lagi Jadi Kanselir Austria

Oleh
· 3 menit baca

VIENNA, MINGGU — Sebastian Kurz (31) tinggal selangkah lagi menjadi kanselir Austria setelah partainya, Partai Rakyat, meraih suara tertinggi dalam pemilu legislatif, Minggu (15/10), yaitu 31,7 persen. Kurz akan menjadi kanselir termuda dalam sejarah Austria dan Eropa.Dalam penghitungan suara yang sudah 90 persen, Partai Sosial Demokratik (SPO) berada di urutan kedua dengan 26,9 persen, berselisih tipis dengan partai ekstrem kanan Partai Kebebasan (FPO) yang meraih 26 persen. Pembentukan koalisi pemerintahan akan sengit karena ketiga partai memiliki peluang berkoalisi. Citra AustriaMeski demikian, menggaet FPO, partai ekstrem kanan yang dulu dibentuk mantan anggota Nazi, ke dalam pemerintahan akan memperburuk citra Austria di dunia, khususnya di Eropa. Presiden Kongres Yahudi Dunia Ronald Lauder, yang pernah menjadi duta besar AS di Austria, meminta agar FPO tidak masuk ke dalam pemerintahan. "Sungguh menyedihkan dan mengkhawatirkan bahwa kerangka kerja seperti itu memperoleh suara lebih dari 25 persen," kata Lauder dalam pernyataannya. Kurz menegaskan, semua opsi masih terbuka. "Belum ada kesepakatan koalisi, baik dengan FPO maupun dengan SPO. Kita harus menunggu hasil akhir," kata Kurz kepada radio ORF. Secara tradisional, koalisi antara Partai Rakyat (OVP) dan SPO merupakan hal lumrah dalam sejarah politik Austria. Namun, koalisi besar dalam pemerintahan itu lalu berujung perpecahan akibat perbedaan politik yang besar di antara kedua partai yang menyebabkan pemilu dipercepat.Terkait hal tersebut, asosiasi serikat pekerja meminta SPO lebih realistis, membuka diri menjadi mitra koalisi dalam pemerintahan daripada menjadi oposisi. "Tentu saja kami tetap terbuka melakukan pembicaraan," kata Ketua SPO Christian Kern. Meski demikian, Kern menyatakan sulit menemukan "kesamaan landasan" dengan Kurz. "Hal ini membutuhkan kesediaan di kedua pihak untuk melakukan kompromi," kata Kern yang menyatakan bahwa Austria perlu waspada karena sudah semakin condong ke kanan. Sejumlah media Austria menyebutkan, Kurz telah melakukan pembicaraan intens dengan Ketua FPO Heinz-Christian Strache (48). Koalisi kedua partai pernah terjadi pada 2000-2007. Akibatnya, Austria saat itu dikucilkan di Uni Eropa. Namun, kini para pengamat menilai hal serupa (pengucilan) sulit terjadi lagi karena telah ada sikap "normalisasi" warga Eropa terhadap gerakan ekstrem kanan. Hal itu antara lain terlihat dalam pemilu di Jerman, yakni partai ekstrem kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) meraih posisi tiga besar dan merebut sekitar 90 kursi di parlemen.UE khawatirMeskipun Kurz adalah sosok pro-Eropa, para pengamat menilai kemungkinan aliansi antara partai Kurz dan partai sayap kanan akan menimbulkan friksi antara Vienna dan Brussels. Austria akan memegang kepresidenan Uni Eropa pada 2018, yakni saat UE harus menyelesaikan perundingan Brexit. Jika Kurz menjalin koalisi dengan Strache, koalisi menjadi ironis karena FPO anti-Eropa dan mendukung Brexit. Pemerintahan Kurz dinilai juga condong bergabung dengan pemerintahan kanan Hongaria dan Polandia yang selama ini membangkang. Dua negara ini cenderung menentang keputusan UE untuk menerima kuota pengungsi. Secara terbuka, Kurz memuji pemerintahan kanan PM Hongaria Viktor Orban. Menlu Hongaria Peter Szijjarto kemarin menyatakan kegembiraannya bahwa "partai sekandung" memenangi pemilu Austria. "Kami gembira kandidat yang menang memiliki posisi serupa, khususnya terkait migran, dengan Pemerintah Hongaria," ucap Szijjarto. (AP/AFP/REUTERS/MYR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000