Sebastian Kurz, ”Bocah Ajaib” Calon Kanselir Termuda
Oleh
MYRNA RATNA
·4 menit baca
Jika semua berlangsung mulus, Sebastian Kurz (31) akan menjadi kanselir termuda Austria dalam sejarah, sekaligus pemimpin termuda di Eropa. Ia menggeser posisi Emmanuel Macron, presiden termuda Perancis di usia 39 tahun.
Peluang Kurz menjadi kanselir semakin terbuka lebar setelah partainya, Partai Rakyat (OVP), meraih suara 31,7 persen dalam pemilu legislatif, Minggu (15/10). Posisi berikutnya, Partai Sosial Demokratik (SPO) dengan 26,9 persen, unggul tipis atas partai ekstrem kanan, Partai Kebebasan (FPO), yang meraih 26 persen.
Karier Kurz melesat cepat dalam waktu singkat. Bahkan, ia sempat membuat Austria terguncang ketika dipilih menjadi menteri luar negeri pada 2013. Saat itu, usianya masih 27 tahun! Ia menjadi menteri termuda di Eropa.
Dengan wajah ganteng seperti anak remaja, Kurz ibarat cucu bertemu kakeknya ketika berhadapan dengan Menlu AS John Kerry, yang saat itu usianya 70 tahun, ataupun Menlu Perancis Laurent Fabius yang saat itu usianya 67 tahun.
Kala itu, kubu oposisi menyebut Kurz sebagai anak ”hijau” tanpa pengalaman diplomasi. ”Ucapkan selamat tinggal pada kebijakan luar negeri Austria,” kata Ketua Partai Kebebasan Heinz Christian Strache di parlemen.
Namun, Kurz menanggapi kritik itu dengan santai. ”Memang betul, saya masih muda dan pengalaman saya terbatas. Tetapi, saya membawa ketekunan, energi, dan semangat untuk berkontribusi,” kata Kurz kepada Reuters.
Ia kemudian dijuluki sebagai ”bocah ajaib” karena talentanya dalam berpidato dan berdiplomasi. Keseriusan Kurz dalam berpolitik terlihat ketika ia menjadi ketua sayap generasi muda Partai Rakyat pada 2009 di usia 23 tahun. Kurz, yang lahir 26 Agustus 1986, setahun kemudian terpilih menjadi anggota dewan kota. Ia lalu memilih berkarier serius di jalur politik dan meninggalkan bangku kuliah di Fakultas Hukum Universitas Vienna.
Dekati milenial
Kehadiran Kurz telah mengubah citra partai menjadi lebih relevan bagi kaum milenial. Ia, antara lain, populer di kalangan anak muda dengan slogan ”Hitam Itu Keren” (black is cool). Hitam merupakan warna Partai Rakyat. Kurz mendandani wajah partai menjadi lebih dinamis dan energik.
Ia dikenal sebagai politisi ”gaul” dengan membangun jaringan dengan kelompok-kelompok lokal, aktif menghadiri berbagai pesta dan perayaan, berkumpul di pub, ikut gowes, dan terkoneksi dengan generasi muda yang sering tidak dilibatkan dalam keputusan politik.
Gerakan Kurz untuk memobilisasi kaum muda tercapai ketika ia terpilih menjadi anggota parlemen nasional pada 2013, dengan raihan suara tertinggi dibandingkan kandidat lainnya.
Menurut The Economist, Kurz berambisi mengubah infrastruktur politik Austria. Ketika ditawari menjadi ketua Partai Rakyat, ia menyatakan bersedia asalkan semua tuntutannya dipenuhi. Salah satu tuntutannya adalah kebebasan untuk memilih rekan kerja tanpa melalui persetujuan birokrasi partai. Ia juga menentukan kebijakan Partai Rakyat ke depan yang akan diusungnya untuk menjadi tema kampanye, antara lain reformasi pendidikan di Austria, liberalisasi pasar tenaga kerja, dan memotong pajak.
Kurz juga mengubah orientasi Partai Rakyat, yang selama ini berada di ”tengah” menjadi condong ke kanan. Ia melihat bahwa kekhawatiran rakyat Austria terhadap gelombang migran yang masuk ke Eropa sejak 2015 sangat besar.
Kurz kemudian ”mengolah” isu ini sebagai tema utama kampanye dalam pemilu 2017. Salah satu janjinya, memperkeras aturan bagi migran dan langsung mendeportasi migran yang tidak memenuhi kualifikasi. Kurz juga mengklaim bahwa dirinya berperan mengurangi gelombang migran ke Eropa melalui penutupan jalur Balkan.
Isu migran yang diusung Kurz itu membuat berang Partai Kebebasan yang menuduh Kurz telah mencuri gagasan mereka. Partai Kebebasan sejak awal menyatakan anti migran, anti Islam, dan anti Eropa.
Kini tantangan utama Kurz adalah dengan partai mana ia akan menjalin koalisi pemerintahan. Setelah koalisi pemerintahan dengan Sosial Demokratik memburuk pada Juni lalu, yang menyebabkan koalisi bubar dan pemilu dipercepat, Kurz kini melirik Partai Kebebasan sebagai mitra koalisi.
Namun, bermitra dengan partai ekstrem kanan yang bersimpati pada Nazi dan anti-Eropa akan membuat citra Austria tercemar. Apakah si ”bocah ajaib” ini bakal cukup matang menyusun strategi politik di kancah Eropa dan global akan terlihat dari langkah awalnya menyusun pemerintahan.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.