Marawi Mulai Direhabilitasi Setelah Dinyatakan Bebas dari Teroris
Oleh
B JOSIE SUSILO HARDIANTO
·3 menit baca
MARAWI, SELASA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Selasa (17/10), menyatakan Kota Marawi di Filipina selatan telah dibebaskan dari kelompok militan pro milisi Negara Islam di Irak dan Suriah. Ia menegaskan, kini saatnya menyembuhkan luka dan membangun kembali kota yang luluh lantak akibat pertempuran hampir lima bulan.
"Hadirin sekalian, saya dengan ini menyatakan Kota Marawi terbebas dari pengaruh teroris, yang menandai awal rehabilitasi,” kata Duterte dari atas sebuah panggung di sebuah sekolah di Marawi yang rusak akibat konflik.
Setelah pihak militer mengumumkan bahwa dua dedengkot utama kelompok militan Maute, yaitu Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute, tewas dalam penyergapan pada Senin dini hari, Presiden Duterte mengunjungi Marawi. Ia berada di tengah pasukan Filipina yang bersorak-sorai di bawah guyuran hujan.
Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Eduardo Ano mengatakan, pernyataan Presiden Duterte merupakan sinyal kuat bahwa secara substansial ancaman terorisme di Marawi mulai berakhir. "Mereka tanpa pemimpin dan mereka tidak memiliki organisasi lagi," kata Ano.
Meskipun masih ada pertempuran kecil di beberapa sudut kota, posisi militan semakin lemah. Diperkirakan, saat ini tinggal tersisa 20 hingga 30 anggota kelompok Maute. "Kami akan segera mendapatkan mereka," kata Kolonel Romeo Brawner dari gugus tugas yang bertempur melawan Maute.
Juru bicara militer Mayor Jenderal Restituto Padilla mengatakan, selain mengumumkan bahwa Maute telah dikalahkan, pernyataan Presiden Duterte juga menjadi tanda bahwa proses rehabilitasi Marawi dimulai.
Konflik Marawi mulai pecah pada 23 Mei lalu. Konflik ini telah berlangsung hampir lima bulan dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas, 800 di antaranya adalah anggota kelompok Maute. Kelompok militan itu dipimpin oleh Maute bersaudara dan Isnilon Hapilon yang ditunjuk menjadi emir milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) untuk wilayah Asia Tenggara. Kelompok militan itu diketahui telah berbaiat kepada NIIS.
Selain mencari dan menghancurkan sisa-sisa anggota Maute yang masih bertahan di Marawi, gugus tugas tempur tentara Filipina juga mulai membersihkan kota itu dari bom-bom rakitan dan jebakan. Bom dan jebakan itu dipasang anggota kelompok Maute saat konflik berlangsung.
Warga Marawi yang mengungsi ke sejumlah desa di sekitar kota itu menyambut berita tewasnya dua pemimpin Maute dengan sukacita. "Kami sangat senang karena mereka telah kehilangan pemimpin, saya berharap, mereka semua dilumpuhkan," kata Seima Munting, warga setempat.
Menurut dia, kemenangan itu menjadi tanda para pengungsi bisa kembali ke rumah mereka. Namun, mereka belum tahu pasti, kapan mereka bisa kembali ke rumah, atau apakah rumah mereka masih ada atau telah hancur. Meski demikian, mereka menyambut keberhasilan tentara Filipina dengan senang hati.
Pasukan Filipina masih memiliki satu tugas berat, yaitu memburu Mahmud Ahmad, pentolan kelompok Maute asal Malaysia. Setelah Isnilon dan Omarkhayam tewas, saat ini Mahmud menjadi target utama pasukan Filipina. (AP/AFP/REUTERS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.