Baghdad Menolak Tawaran Kurdistan, Mendesak Hasil Referendum Dibatalkan
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·2 menit baca
TEHERAN, KAMIS — Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menolak tawaran pembekuan hasil referendum 25 September yang diajukan para pemimpin Kurdistan Irak. Abadi secara tegas menyatakan, pihaknya mendesak pembatalan—bukan pembekuan—hasil referendum tanpa syarat sebagai sikap tunggal Pemerintah Irak atas Pemerintah Regional Kurdistan (KRG).
”Kami tidak akan menerima apa pun kecuali pembatalan (referendum dan hasilnya) serta penghormatan pada konstitusi,” kata Abadi dalam kunjungannya di Teheran, Iran, Kamis (25/10).
Sebagaimana diwartakan, selain menawarkan pembekuan hasil referendum dan dialog dengan Baghdad, pihak KRG juga menyatakan siap melakukan gencatan senjata. Hal itu disampaikan pemimpin KRG, seraya menegaskan, gencatan senjata dilakukan sesegera mungkin seiring dengan penghentian operasi militer di wilayah Kurdistan.
Kamis lalu, Abadi melanjutkan kunjungan ke sejumlah negara tetangga Irak. Seusai bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara, Abadi berkunjung ke Teheran dan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Di Turki, Abadi juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Terkait tawaran KRG pada Baghdad, Cavusoglu menyatakan, sejatinya hal itu sebagai langkah yang benar, tetapi tidak cukup. Ini dikaitkan dengan relatif panasnya kondisi di sejumlah wilayah di bawah wilayah otonom KRG.
Abadi menyambut baik pendapat Ankara. Ia menyatakan sepakat untuk rencana peningkatan kerja sama Irak-Turki. ”Kita adalah bagian dari kawasan yang menderita akibat konflik dan ketidakstabilan, dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk bekerja sama dalam upaya mengakhiri konflik-konflik ini,” tutur Abadi dalam jumpa pers yang disiarkan televisi di Ankara, Rabu.
Jangan percaya AS
Di Teheran, Khamenei menyampaikan kepada Abadi untuk menilai sekaligus meminta Baghdad agar tidak bergantung kepada Amerika Serikat (AS) dalam upaya memerangi kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Menurut Khamenei, persatuan adalah satu-satunya hal terpenting untuk melawan kelompok militan itu.
”Persatuan adalah faktor terpenting dalam upaya Anda melawan teroris dan pendukungnya,” kata Khamenei sebagaimana disiarkan televisi pemerintah Iran. ”Jangan percaya AS. Hal itu akan merusak masa depan Anda.”
Di Irak, dalam upaya memberantas kelompok NIIS, militer negeri itu melancarkan serangan terbaru, kemarin. Kawasan yang menjadi sasaran serangan militer Irak adalah wilayah-wilayah di perbatasan Suriah yang diduga sebagian masih diduduki para simpatisan NIIS.
”Para anggota NIIS itu harus memilih antara mati atau menyerah saja,” kata Abadi.
Serangan itu dilakukan pasukan khusus Irak, yang dibantu milisi Syiah dukungan Iran, Hashed al-Shaabi (Mobilisasi Rakyat).
Meski operasi militer telah melumpuhkan kekuatan NIIS di Irak, masih tersirat adanya kekhawatiran Baghdad dan pasukan koalisi pimpinan AS terhadap sisa-sisa cengkeraman kekuatan NIIS di Irak dan Suriah. (AFP/REUTERS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.