Meracik Suara Pembaruan Anak Muda

Mark Mitchell/New Zealand Herald via AP

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kanan) bersama Gubernur Jenderal Dame Patsy Reddy (tengah) dan pemimpin mitra koalisi New Zealand First Winston Peters setelah pengambilan sumpah jabatan di Gedung Pemerintah di Wellington, Selandia Baru, Kamis (26/10).

Jacinda Kate Laurell Ardern (37) menjadi perdana menteri paling muda sepanjang sejarah Selandia Baru. Meski muda, bukan berarti Ardern pendatang baru di dunia politik. Ia sudah mulai bergabung dengan Partai Buruh sejak usia belia, 17 tahun. Sebelum menjadi anggota parlemen pada 2008, Ardern merupakan salah satu staf mantan PM Selandia Baru Helen Clark.

Dukungan ”Jacindamania” yang sebagian besar anak-anak muda naik. Ini menguntungkan Partai Buruh karena akhirnya berhasil meraup 37 persen suara. Jumlah perolehan suara pemilu itu memungkinkan Partai Buruh untuk membentuk pemerintahan koalisi dengan dukungan Partai NZ First dan Partai Hijau.

Mark Mitchell/New Zealand Herald via AP

PM Selandia Baru Jacinda Ardern (tengah) menerima sambutan ucapan selamat setelah diambil sumpahnya oleh Gubernur Jenderal Dame Patsy Reddy di Gedung Pemerintah di Wellington, Selandia Baru, Kamis (26/10).

Selain usia yang relatif muda, Ardern menjadi populer karena mengampanyekan pendidikan luar sekolah gratis, antidiskriminasi pada aborsi, keberpihakan kepada anak-anak miskin, dan masalah imigrasi. Perempuan yang terampil memilih, meracik, dan memodifikasi rekaman musik di waktu senggangnya itu disukai karena bersemangat dan percaya diri. Ia dipercaya bisa membawa angin perubahan setelah Selandia Baru berada di bawah pemerintahan Nasionalis selama sembilan tahun.

”Sejak dulu saya selalu menginginkan perubahan dan keadilan bagi semua orang. Saya pikir, perubahan hanya dapat dilakukan jika punya kekuatan di politik. Hal itu memotivasi saya bergabung ke partai dan ikut membagi-bagikan brosur,” kata Ardern yang tidak suka minum kopi itu.

Berbeda

AP Photo/Nick Perry

PM Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) memeluk pasangannya, Clarke Gayford, setelah berbicara kepada pendukungnya di depan Gedung Parlemen di Wellington, Selandia Baru, Kamis (26/10).

Ardern lahir dan besar di keluarga beraliran Mormon di daerah pinggiran kota Hamilton, Selandia Baru. Namun, ketika berusia 6 tahun, ia dan keluarganya pindah ke Murupara. Kini Ardern hidup bersama pasangannya, Clarke Gayford, yang berprofesi sebagai penyiar televisi. Bersama mereka hidup kucing yang bernama Paddles. Kucing Nomor 1 di Selandia Baru itu mendadak terkenal di media massa karena ia memiliki akun Twitter khusus.

Ardern menjadi sorotan media dan publik karena dianggap berbeda gaya. Ia modis, tidak segan bersumpah serapah saat diwawancara media, dan mendukung kelompok LGBT. Ia menyadari partainya tak mendapat mayoritas dukungan rakyat. ”Ini pemerintahan kita bersama,” kata Ardern, fans setia dari The Beatles, Smashing Pumpkins, dan Shapeshifter itu.