logo Kompas.id
InternasionalAntara Teror dan Bukan Teror
Iklan

Antara Teror dan Bukan Teror

Oleh
· 2 menit baca

Ibarat koor, pejabat berwenang serempak menyebut serangan di New York pada Selasa (31/10) sebagai aksi teror. Serangan dengan truk yang dilakukan Sayfullo Saipov (29) itu mengakibatkan 8 orang meninggal dan 11 warga luka-luka. Banyak orang Amerika mempertanyakan kembali kategori serangan aksi teror dan serangan bukan teror. "Kapan sebuah serangan disebut terorisme," begitu pertanyaan yang muncul di The New York Times, sehari setelah aksi yang dilakukan Saipov. Orang lalu membandingkan dengan peristiwa mengejutkan di Las Vegas, awal Oktober lalu. Dalam peristiwa itu, akibat tembakan membabi buta, puluhan orang meninggal, sementara korban luka-luka mencapai ratusan. Pelakunya, Stephen Paddock (64), akhirnya menembak dirinya sendiri hingga tewas. Seperti Saipov, Paddock diduga melakukan perbuatan nekat itu seorang diri. Lalu, mengapa peristiwa Las Vegas tidak dikategorikan sebagai tindakan teror, sedangkan insiden Manhattan dimasukkan dalam kategori teror? Salah satu argumen menyatakan bahwa terorisme didefinisikan sebagai serangan kepada warga sipil yang bertujuan menakut-nakuti komunitas yang lebih besar untuk tujuan politis. Perdebatan soal definisi ini bisa panjang lebar. Jika orang membunuh dan menyerukan kata tertentu disebut terorisme. Adapun orang kulit putih membunuh 58 orang dengan senjata yang sudah disiapkan hanya dikategorikan "jangkrik". Demikian sebuah sindiran yang muncul. Ada kekhawatiran, terutama dari kaum kiri di AS, kata "terorisme" merupakan tuduhan berdasarkan ras dan agama. Kata itu terutama digunakan untuk mendefinisikan serangan oleh kelompok Muslim terhadap warga non- Muslim. Gugatan ini dimunculkan gerakan antikekerasan terhadap kelompok kulit berwarna, Black Lives Matter. Kelompok ini telah menghabiskan waktu dua tahun untuk mengampanyekan penghentian kekerasan terhadap warga Amerika Serikat keturunan Afrika. Mereka menggugat, mengapa serangan terhadap kelompok kulit berwarna, sebagaimana dilakukan pemuda kulit putih Dylann Roof pada 2015 di Charleston, South Carolina, tidak dikategorikan sebagai aksi teror. (AP/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000