Jelang Trump ke Seoul, Pesawat Pengebom AS Terbangi Korea
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS – Amerika Serikat telah mengerahkan pesawat pengebom ke Semenanjung Korea untuk mengikuti latihan tempur bersama Jepang dan Korea Selatan.
Kantor berita Perancis, AFP, melaporkan hal tersebut pada Jumat (3/11) berdasarkan keterangan pihak Angkatan Udara AS, beberapa hari menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Semenanjung Korea.
Pesawat pengebom AS itu telah menerbangi Semenanjung Korea, wilayah ”panas” akibat dilanda krisis terkait program nuklir dan misil balistik Korea Utara, Kamis (2/11).
Langkah Pyongyang yang paling dikecam Korsel dan AS, serta juga menjadi kekhawatiran komunitas internasional, ialah pengujian rudal balistik antarbenua (ICM) yang dilaporkan bisa mencapai daratan Amerika dan uji coba nuklir keenamnya yang juga diklaim sebagai bom hidrogen.
Kunjungan Trump ke Asia, Jumat, yang dimulai dari Jepang, terjadi di tengah meningkatnya perang kata-kata antara Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un.
Dalam lawatan ke Asia untuk pertama kali sebagai Presiden AS, Trump mengunjungi Jepang, Korsel, China, Vietnam, dan Filipina. Trump akan tiba di Seoul, ibu kota Korsel, pada Selasa (7/11).
Penerbangan pesawat pengebom B-1B Lancer supersonik di wilayah itu selalu memicu kemarahan Korut, yang pada Jumat pagi mengecam latihan itu sebagai aksi intimidasi.
Dua pesawat pengebom B-1B Lancer lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam, Hawaii. Pangkalan itu sebelumnya telah diancam Korut untuk ditembaki dengan rudal balistiknya.
Selain itu, pesawat tempur Angkatan Udara Jepang diterbangkan di wilayah udara bagian barat Jepang sebagaimana disebutkan Angkatan Udara Pasifik AS dalam sebuah pernyataan.
”Pesawat Lancer kemudian terbang melintasi daratan menuju Korea untuk berintegrasi dengan jet tempur Korsel di Laut Kuning,” demikian pernyataan itu. Disebutkan juga dalam pernyataan tersebut, pesawat pengebom itu kemudian kembali ke ”stasiun induk masing-masing”.
Latihan perang tersebut merupakan bagian dari misi ”kehadiran pesawat pengebom lanjutan” di Pasifik dan ”bukan respons terhadap peristiwa terbaru apa pun”, demikian pernyataan Angkatan Udara Pasifik AS itu.
Operasi tersebut dilakukan menyusul unjuk kekuatan pada 10 Oktober lalu ketika dua Lancer ditampilkan dalam latihan penerbangan gabungan malam pertama dengan Jepang dan Korsel.
Korut telah meluncurkan dua ICBM pada Juli lalu yang diklaim dapat menjangkau daratan AS, yang oleh Kim Jong Un dilukiskan sebagai hadiah untuk ”Amerika si bajingan”.
Penembakan ICM pada 4 Juli, yang bertepatan dengan peringatan Kemerdekaan AS, kemudian memicu cekcok verbal yang sangat tajam antara Kim Jong Un dan Donal Trump. Bahkan mereka saling mengancam akan melakukan serangan.
Trump juga memperingatkan akan dilakukannya serangan besar untuk menanggapi ancaman Kim Jong Un. Ia menjuluki Kim Jong Un sebagai si ”Pria Roket Kecil”.
Pada pekan ini, kantor berita resmi Korut, KCNA, menyebut sosok Pesiden AS Donald Trump ”bermental sangat gila”.