LONDON, JUMAT — Perdana Menteri Inggris Theresa May, Kamis (2/11), mengangkat Gavin Williamson (41) menjadi menteri pertahanan menggantikan Michael Fallon yang mundur karena tuduhan pelecehan. Mundurnya Fallon seolah menjadi sinyal bahwa koridor kekuasaan politik di Inggris tidak selalu menjadi tempat nyaman bagi perempuan.
Michael Fallon, sebagaimana diketahui, mundur pada Rabu lalu setelah isu pelecehan menerpa dirinya. Dalam pernyataannya, dia mengakui kelakuannya pada masa lalu. "Yang mungkin di bawah standar yang diharapkan," katanya.
Kabarnya ada sejumlah perbuatan pelecehan lain yang bisa muncul terhadap mantan menteri pertahanan ini
Fallon sebelumnya sudah berulang kali meminta maaf atas perbuatannya memegang lutut seorang perempuan jurnalis pada tahun 2002 di sebuah acara. Kabarnya ada sejumlah perbuatan pelecehan lain yang bisa muncul terhadap mantan menteri pertahanan ini. Bahkan, pengunduran diri Fallon terjadi atas desakan Ketua Majelis Rendah Andrea Leadsom yang menggugat ucapan jorok Fallon terhadap dirinya pada tahun 2010 dan 2012.
Kultur "macho"
Mundurnya Fallon tidak hanya menjadi tantangan bagi PM May yang sedang repot dengan urusan Brexit, tetapi juga untuk sistem politik Inggris. Klaim soal pelecehan seksual oleh para politisi Inggris terus bermunculan.
Terkuaknya kasus pelecehan oleh sutradara Amerika, Harvey Weinstein, ikut memengaruhi keberanian orang untuk berbicara tentang perlakuan tidak semestinya oleh orang-orang yang berkuasa.
Sebuah tuduhan baru, misalnya, disampaikan Ava Etemadzadeh (27). Harian Daily Telegraph melaporkan, anggota parlemen dari Partai Buruh, Kelvin Hopkins, melakukan perbuatan tak senonoh dalam sebuah acara di kampus pada 2014. Hopkins juga mengirim pesan pendek yang tak semestinya. Partai Buruh langsung merespons laporan ini dengan menjatuhkan skorsing terhadap Hopkins dan melakukan penyidikan.
Banyak perempuan di Inggris berharap hal ini menjadi titik balik atas kultur politik yang macho
Gedung parlemen Inggris yang dipenuhi oleh koridor, lorong-lorong gelap, dan bar murah ikut disorot. "Di mana Anda mempunyai orang-orang muda, laki-laki dan perempuan dengan perlindungan kerja yang minim, tampaknya merupakan lingkungan yang sempurna buat pelecehan," kata Victoria Honeyman, pengajar politik di Universitas Leeds.
Di tengah munculnya tuduhan perbuatan tidak layak dan penyalahgunaan kekuasaan, banyak perempuan di Inggris berharap hal ini menjadi titik balik atas kultur politik yang macho. Sebaliknya, para laki-laki merasa khawatir mereka dicemarkan secara tidak adil dengan tuduhan seks.
Diragukan
Sejumlah pihak mengkritik pemilihan Williamson karena mantan ketua urusan disiplin parlemen itu dianggap kurang berpengalaman di bidang pertahanan. Apalagi bidang yang dipimpinnya merupakan salah satu yang penting dan strategis dalam pemerintahan.
Menurut catatan di parlemen, dia hanya melontarkan tujuh pertanyaan tentang pertahanan sejak duduk di lembaga itu. Williamson duduk di parlemen ketika dia terpilih pada 2010.
Menanggapi hal ini, kantor perdana menteri mengatakan, Williamson adalah seorang yang hebat dan pemimpin pekerja keras. Menurut pernyataan dari kantor perdana menteri, PM May berpendapat, Williamson mampu menjadi menteri pertahanan yang baik.
Williamson sendiri mengatakan, dia mendapat kehormatan dan senang dengan promosi yang diterimanya. Dia akan bertekad untuk memastikan angkatan bersenjata Inggris mendapat pengakuan yang sepantasnya.
Inggris merupakan anggota utama persekutuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Negara ini menyumbang 2 persen dari produk domestik bruto untuk pertahanan.