logo Kompas.id
InternasionalUpaya Perdamaian dengan...
Iklan

Upaya Perdamaian dengan Taliban Terus Dilakukan

Oleh
· 2 menit baca

ISLAMABAD, KOMPAS — Meskipun ada gangguan keamanan yang dilakukan Taliban,  situasi Pakistan kini kian stabil. Di tengah upaya kontraterorisme, proses perdamaian dengan Taliban terus dilakukan.Khalid Mahmood, Kepala Institute of Strategic Studies Islamabad (ISSI), Senin (6/11), di Islamabad, Pakistan, menyampaikan bahwa kebijakan negaranya saat ini adalah berkonsentrasi pada pembangunan ekonomi dan perdamaian regional. Ia mengakui, walaupun perdamaian dengan Taliban terus diupayakan, sampai saat ini masih ada ketidakpercayaan dari pihak pemberontak Taliban. "Sejauh ini tidak ada kemajuan dalam perundingan damai dengan Taliban," ungkap Mahmood, mantan Duta Besar Pakistan untuk China, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, Elok Dyah Messwati, dari Islamabad. Menurut dia, atas bantuan China, Taliban bisa diajak ke meja perundingan untuk membahas perdamaian. Taliban kini terdesak ke perbatasan Pakistan-Afghanistan. Gerakan teror di perbatasan berangsur-angsur telah berkurang.Jaga perbatasanPemerintah Pakistan juga berinisiatif menjaga perbatasan dengan membangun pagar sepanjang 48 kilometer. Pos-pos pemeriksaan dibangun pula di sepanjang perbatasan. " Jadi, milisi Taliban dari Afghanistan tak lagi dapat masuk dan keluar Pakistan dengan leluasa. Mereka harus menunjukkan paspor dan visa," ujar Mahmood.Menurut Mahmood, selama ini, ada ribuan orang yang masuk dan keluar lewat perbatasan tanpa dokumen. "Sekarang sudah ada pengecekan dokumen di perbatasan Pakistan dan Afghanistan," ujar Mahmood.Bagi Pakistan, China cukup berperan positif di kawasan.  "China bicara dengan Taliban untuk menciptakan perdamaian di Pakistan dan Afghanistan," kata Mahmood.Sebaliknya, bagi Pakistan, Amerika Serikat hanya mau membantu Pakistan kalau Islamabad bersedia mengikuti agenda Washington.  "Jadi, hubungan AS dan Pakistan itu transaksional dan kami mempunyai sejarah yang buruk dengan AS," ungkap Mahmood. KashmirMengenai hubungan Pakistan dan India, peneliti ISSI, Mahwish Hafeez,  mengatakan, hubungan keduanya tak pernah berjalan mulus, khususnya menyangkut Kashmir. Selama tujuh dekade,  India dan Pakistan menjalani periode yang tidak mudah.Menurut dia, dialog Pakistan-India pernah dilakukan atas inisiatif PM India Atal Bihari Vajpayee dan Presiden Pakistan Jenderal Pervez Musharraf pada Januari 2004. Namun, dialog berjalan lambat dan gagal menyelesaikan masalah yang dihadapi kedua negara.Ia menuturkan, posisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak memihak. Meski demikian, menurut Hafeez, komunitas internasional harus mendesak India agar mau melakukan dialog.Mahmood mengakui, India dan Pakistan masih perlu melakukan proses dialog. "Pakistan tidak pernah mengklaim Kashmir. Kami hanya ingin agar warga Kashmir diberi kebebasan untuk menentukan nasib mereka sendiri, apakah bergabung dengan India atau Pakistan, terlebih situasi hak asasi manusia di Kashmir makin memprihatinkan," ujarnya.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000