logo Kompas.id
InternasionalSambutan Spesial dari Xi
Iklan

Sambutan Spesial dari Xi

Oleh
· 2 menit baca

Dari perjalanannya ke lima negara di Asia, China boleh dikatakan merupakan negara yang paling utama bagi Presiden AS Donald Trump. Pemimpin China, Presiden Xi Jinping, juga memperlakukan tamunya itu dengan sangat istimewa. Bagaimanapun, isu perdagangan dan nuklir Korea Utara tetap menjadi agenda utama pertemuan kedua pemimpin. Sambutan istimewa sudah mulai diterima Trump dan istrinya, Melania, sejak mereka menjejakkan kaki di Bandara Beijing, Rabu (8/11). Tamu negara disambut marching band dan pasukan dengan posisi siaga. Anak-anak dengan pakaian indah berjajar sambil mengibar-ngibarkan bendera saat iring-iringan kendaraan berjalan menuju tempat penyambutan resmi di Tembok Besar. Secara khusus, Trump dan Melania dibawa Presiden Xi Jinping keliling "Kota Terlarang". Tur privat ini baru pertama kali dilakukan China dalam menyambut tamu negara. Pertemuan keduaXi, menurut media setempat, mempersiapkan penyambutan secara khusus dan menyebutnya sebagai kunjungan kenegaraan plus. Kota Terlarang dipilih sebagai titik awal kunjungan untuk memberi impresi tentang sejarah kuno China di mata Trump. Xi dan Trump sebelumnya bertemu di resor Mar-a-Lago, Florida, April lalu. Sejak pertemuan itu, sikap anti-China yang disampaikan Trump dalam kampanye pemilihan presiden mulai melunak. Meski masih terdapat perbedaan pandangan menyangkut perdagangan dan solusi Korea Utara, dua pemimpin raksasa dunia ini kelihatan dekat. Saat jamuan minum teh sore, Trump membuka komputer tabletnya dan memperlihatkan kepada Xi dan istrinya, Peng Liyuan, video cucunya yang bernyanyi dengan bahasa Mandarin. Selama di China, Trump tetap bisa berkicau di media sosial kesayangannya, Twitter. "Presiden akan berkicau kapan saja dia mau," kata pejabat senior Gedung Putih di pesawat Air Force One. Jaminan ini menjadi penting karena Trump dikenal sangat bergantung pada Twitter. Sementara China selama ini memblokir Twitter, Facebook, dan Google.Hubungan dagang AS dan China, menurut pandangan Menteri Perdagangan AS Willbur Ross, belum berimbang. Surplus perdagangan China bulan lalu, misalnya, mencapai 26,62 miliar dollar AS. Kendati turun dari 28,08 miliar dollar AS, surplus itu tetap saja masih jauh dari keberimbangan.Soal inilah yang akan dibicarakan kedua pemimpin. (AFP/AP/REUTERS/RET)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000