logo Kompas.id
Internasional100 Juta Dollar AS Dana...
Iklan

100 Juta Dollar AS Dana Kerajaan Dikorupsi

Oleh
· 2 menit baca

RIYADH, JUMAT — Kejaksaan Agung Arab Saudi mengumumkan menahan dan meminta keterangan dari 201 orang. Mereka diduga menggelapkan dana kerajaan sebanyak 100 juta dollar AS atau setara dengan separuh APBN Indonesia.Jaksa Agung Arab Saudi Saud al-Mojeb mengumumkan, sebelumnya pihak berwenang menangkap 208 orang. Namun, tujuh orang sudah dilepaskan. "Sebanyak 201 lainnya masih diperiksa," kata Mojeb, Jumat (10/11), di Riyadh.Penangkapan dilakukan bertahap sejak Sabtu (4/11) malam. Penangkapan itu dilakukan atas perintah Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang sejak Sabtu siang pekan lalu mendapat jabatan tambahan sebagai ketua lembaga antikorupsi. Sebagaimana diketahui, di antara mereka yang ditangkap terdapat dua sepupu Pangeran Mohammed, yaitu Pangeran Alwaleed bin Talal dan Jenderal Miteb bin Abdullah. Ratusan pejabat, mantan pejabat, dan pengusaha turut ditangkap atas perintah Pangeran Mohammed. Rekening mereka pun dibekukan. Pemerintah Arab Saudi juga mengumumkan akan menyita harta yang diduga merupakan hasil korupsi. "Berdasarkan penyelidikan kami selama tiga tahun terakhir, sedikitnya 100 juta dollar AS dikorupsi dan digelapkan selama puluhan tahun," kata Mojeb.Perhatian ASMenteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengatakan, Pemerintah AS terus memonitor perkembangan di Arab Saudi. Ia menilai kebijakan Pangeran Mohammed dilandasi niat baik. Namun, ia menyatakan, tindakan itu memicu keprihatinan. Ada kekhawatiran penangkapan atas ratusan orang itu dianggap berlebihan. "Sampai sekarang belum jelas apa masalahnya dan saya tidak ingin menilai lebih dari yang diketahui untuk saat ini," kata Tillerson.AS di bawah Trump tetap memilih menjadi kawan dekat Arab Saudi. Bahkan, Arab Saudi merupakan negara pertama yang disambangi Trump setelah dilantik. Selain AS, Perancis juga memberi perhatian kepada Saudi. Namun, perhatian itu lebih disebabkan oleh faktor Lebanon. Sebagaimana diketahui, Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri masih berada di Arab Saudi sejak mengumumkan pengunduran diri pekan lalu. Lebanon pernah dijajah Perancis dan dikhawatirkan menjadi ladang perang baru antara Arab Saudi dan Iran. Beberapa hari lalu, Arab Saudi meminta warganya meninggalkan Lebanon.Sebelum di Lebanon, Riyadh dan Teheran sudah terlibat perang di Yaman. Teheran mendukung pemberontak Houthi, sedangkan Riyadh menyokong pemerintah. (AFP/RAZ)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000