Rakyat Mulai Turun, Presiden Mugabe Makin Tersudut
Oleh
·3 menit baca
HARARE, SABTU — Warga Zimbabwe, Sabtu (18/11), tumpah di pusat kota Harare, mendesak agar Presiden Robert Mugabe mundur. Posisi presiden yang sudah berkuasa 37 tahun ini semakin tersudut dengan makin banyaknya suara yang tak menghendaki dia memimpin Zimbabwe lagi, termasuk dari partainya sendiri.
Unjuk rasa yang diwarnai suasana kegembiraan itu diikuti berbagai lapisan masyarakat dengan beragam usia. Tentara yang berjaga di jalan-jalan ibu kota membiarkan rakyat menaiki kendaraan berat atau menaiki truk militer.
Namun, tentara menghadang massa yang akan masuk ke kediaman Mugabe. Massa terpaksa berhenti sekitar 200 meter dari pintu gerbang.
Warga yang antusias ikut turun ke jalan mulai berdatangan sejak tengah malam. Para veteran kemerdekaan yang dulu berjuang bersama Mugabe ikut mendukung aksi tersebut dan turun ke jalan. Sejumlah tokoh Partai Persatuan Rakyat Zimbabwe Afrika (ZANU-PF), yang merupakan partai Mugabe, ikut memberikan dukungan kepada pengunjuk rasa.
Sejak Rabu lalu, pihak militer menahan Presiden Robert Mugabe dan istrinya, Grace. Dalam pernyataan di televisi, militer menyangkal melakukan kudeta dan menegaskan hanya akan menyingkirkan para "penjahat" di sekitar Mugabe. Sejumlah menteri sudah ditahan, sebagian yang dikategorikan sebagai "penjahat" dikabarkan melarikan diri.
Tindakan militer tak bisa dilepaskan dari pemecatan Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, 6 November lalu. Wapres yang diketahui dekat dengan militer ini semula merupakan orang kepercayaan Mugabe. Namun, dia sekaligus merupakan "ancaman" bagi Grace yang berambisi menggantikan Mugabe yang kini berusia 93 tahun.
Negosiasi intensif
Nasib Mugabe dan Zimbabwe ke depan masih belum jelas. Militer dan pihak-pihak terkait sudah bertemu di kediaman Mugabe dengan dimediasi seorang pastor Katolik. Para petinggi Partai ZANU-PF di tempat terpisah juga mengadakan pertemuan. Bahkan, partai berkuasa ini sudah lebih jauh membuat konsep pengunduran diri Mugabe. Pada Jumat lalu, sembilan dari sepuluh cabang regional ZANU-PF membuat pernyataan di televisi, meminta Mugabe lengser.
Sumber di ZANU-PF mengungkapkan, Mugabe tak boleh menolak. "Kalau dia keras kepala, kami akan menyiapkan pemecatan pada hari Minggu. Jika persiapan selesai, pemakzulan akan dilakukan pada hari Selasa," kata sumber tadi.
Namun, Mugabe yang sudah memerintah selama tujuh periode, menurut sumber, bersikukuh tak akan mundur dengan alasan apa pun. Dia menganggap kepemimpinannya sah sesuai konstitusi. Masa kepemimpinannya baru akan berakhir tahun depan. Rakyat Zimbabwe akan memilih pemimpin baru, tetapi tanggal pasti pemilihan belum ditetapkan.
Mugabe belum memberikan pernyataan langsung kepada rakyat. Pada Jumat lalu, Mugabe hadir dalam acara wisuda. Seorang keponakannya, Patrick Zhuwao, mengatakan, Mugabe dan istrinya, Grace, siap mati untuk sesuatu yang benar. Presiden tidak berniat mundur karena jika mundur, berarti Mugabe membenarkan kudeta militer.
Spekulasi pengganti
Di tengah ketidakpastian, spekulasi tentang siapa pengganti Robert Mugabe sudah mulai beredar. Wapres Mnangagwa yang melarikan diri ke luar negeri sudah kembali lagi, Kamis lalu. Begitu pula pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai, yang berobat kanker ke luar negeri, telah tiba kembali di Harare.
Sebelum peristiwa penahanan oleh militer, nama Grace (52) disebut-sebut berpotensi menggantikan posisi suaminya.