logo Kompas.id
InternasionalEropa Dorong Rincian...
Iklan

Eropa Dorong Rincian Repatriasi Pengungsi

Oleh
· 2 menit baca

YANGON, SENIN — Myanmar dan Bangladesh didorong segera memulangkan warga Rohingya yang sejak Agustus lalu mengungsi ke Bangladesh. Untuk itu kedua negara diminta segera menuntaskan rincian proses pemulangan. Saat ini, Pemerintah Myanmar dan Bangladesh tengah membicarakan repatriasi warga Rohingya. Akan tetapi, sejumlah isu terkait pemulangan itu belum disepakati. "Kami berharap bisa membantu mencari solusi yang berkelanjutan. Alih-alih memaksa, pendekatan kami mengutamakan ruang negosiasi," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini, Senin (20/11) di Yangon, Myanmar. Dalam kunjungan ke Myanmar, Mogherini bertemu dengan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi. Setelah pertemuan, Mogherini mengaku optimis dengan penyelesaian isu Rohingya. "Saya sangat berharap kepada Myanmar dan Bangladesh," kata Mogherini. Dukungan EropaMogherini juga mendorong Myanmar menjalankan rekomendasi panel ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipimpin Kofi Annan. Selain mendorong pentingnya peningkatan investasi dan pertumbuhan berbasis masyarakat di Negara Bagian Rakhine, tim yang dipimpin Annan itu juga merekomendasikan agar Pemerintah Myanmar mengakui etnis Rohingya sebagai warga negara Myanmar. Di sela-sela mengikuti perhelatan Asia European Meeting (ASEM) di Naypyidaw, Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian juga menyempatkan diri bertemu dengan Aung San Suu Kyi. Sebagaimana Mogherini, ia pun mendorong Suu Kyi berinisiatif menyelesaikan persoalan Rohingya. Meskipun tidak termasuk dalam agenda pertemuan, para diplomat itu menyoroti isu Rohingya. Sebelum tiba di Myanmar, Mogherini bersama sejumlah pejabat Uni Eropa menyempatkan diri mengunjungi Bangladesh. Di sana, mereka menemui pengungsi di Cox\'s Bazar. Gelombang besar pengungsi mengalir dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, ke Cox\'s Bazar sejak 25 Agustus 2017. Mereka menghindari operasi militer Myanmar yang, menurut laporan sejumlah pihak, secara kejam menyasar orang-orang Rohingya. Hingga kini, sedikitnya 600.000 orang Rohingya memadati kamp- kamp di Cox\'s Bazar. Operasi itu dilancarkan setelah sejumlah pemuda Rohingya menyerang dan membunuh sejumlah polisi Myanmar di pos-pos perbatasan di Maungdaw. Tentara berkeras operasi itu untuk mencari kelompok militan. Dalam pertemuan ASEM, Aung San Suu Kyi menyinggung konflik dan terorisme yang menyebar akibat imigran ilegal. Ia tidak secara tegas menyebut Rohingya. Akan tetapi, ia mengutip pendapat sejumlah negara yang menyebut Rohingya sebagai imigran ilegal. Sikap Suu Kyi soal Rohingya sudah lama menimbul kritik dari banyak pihak. Sebagai peraih Nobel Perdamaian, ia diharapkan lebih aktif menyelesaikan masalah Rohingya.Dalam kesempatan itu Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menekankan konflik harus diselesaikan untuk menjaga perdamaian kawasan. Indonesia berkomitmen mendukung penyelesaian masalah Rohingya. (AFP/Reuters/RAZ)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000