logo Kompas.id
InternasionalWarga Haiti Protes Rencana...
Iklan

Warga Haiti Protes Rencana Deportasi

Oleh
· 3 menit baca

NEW YORK, RABU Warga Haiti mengecam rencana Pemerintah Amerika Serikat memulangkan 59.000 warga Haiti yang berada di AS sejak 2010. Mereka diberi waktu sampai Juli 2019 untuk mendapat izin tinggal sesuai hukum AS jika ingin terus tinggal di AS. "Kami akan ditinggalkan di emperan," ujar Sebastian Joseph (26), Rabu (22/11) di New York, AS. Joseph adalah salah satu dari puluhan ribu orang Haiti di AS yang tinggal dengan izin khusus sebagai korban bencana. Pada 2010, Haiti diguncang gempa besar yang meluluhlantakkan hampir seluruh negeri di Karibia itu. Bencana gempa menewaskan 300.000 orang. Salah satu bantuan Pemerintah AS kepada Haiti adalah mengizinkan puluhan ribu warga Haiti tinggal di AS.Mereka mendapat status terlindung sementara (TPS) dari pemerintahan Presiden Barack Obama. Program itu berkali-kali diperpanjang Obama karena mereka tak mungkin dipulangkan ke Haiti yang belum pulih. Sampai sekarang, banyak tunawisma di Haiti akibat gempa itu. Selain didera bencana, Haiti juga tidak stabil akibat pertikaian para elite politiknya. Namun, Senin (20/11), Pemerintah AS mengumumkan TPS untuk warga Haiti akan diakhiri pada Juli 2019. Seluruh orang Haiti di AS harus mendapatkan visa sesuai peraturan jika ingin terus tinggal di negara itu. Jika tidak, mereka akan dideportasi. Joseph mengatakan, semua orang Haiti ingin tetap tinggal di AS. Sebagian dari mereka bekerja di sektor konstruksi. Mereka juga mendapat jaminan sosial. "Banyak orang akan pulang tanpa punya apa-apa," ujarnya. Rencana AS memulangkan pengungsi Haiti disokong oleh sejumlah pihak. Mereka beralasan program tersebut dirancang untuk sementara. Selain itu, Trump juga sejak masa kampanye berjanji membatasi imigran.Menurut Pelaksana Tugas Menteri Keamanan Dalam Negeri Elaine Duke, "keadaan luar biasa tetapi sementara" yang dipicu gempa 2010 sudah tak ada lagi. Sebaliknya, Senator Marco Rubio menegaskan, warga Haiti yang dipulangkan akan hidup dalam situasi amat menyedihkan. Mereka kekurangan tempat tinggal, sistem jaminan kesehatan yang buruk, dan lowongan kerja yang rendah. Rubio merupakan senator dari Partai Republik yang mewakili Florida, negara bagian dengan jumlah orang Haiti paling banyak di AS.Terus berjuangPara penentang kebijakan itu berunjuk rasa di Florida. Di wilayah ini, Presiden AS Donald Trump memiliki tempat peristirahatan. "Kami akan terus berjuang demi status penduduk tetap. Kami mempunyai pekerjaan dan keluarga di sini," ujar Myrtha Abraham (38), warga Haiti yang ikut berunjuk rasa. Abraham memiliki putri yang berstatus sebagai warga AS karena lahir di sana."Haiti tidak siap (menerima deportasi). Masih ada wabah kolera yang menjangkiti 1,2 juta orang dan tak ada akses air bersih. Haiti jelas layak untuk program TPS," ujar Marleine Bastien, Direktur Perempuan Haiti, LSM di Miami. (AP/AFP/RAZ)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000