Sosdem Ditekan untuk Membangun Koalisi Besar dengan Merkel
Oleh
MYRNA RATNA
·3 menit baca
BERLIN, KAMIS -- Tekanan terus diarahkan pada Partai Sosial Demokrat (SPD), yang berada di urutan kedua dalam pemilu legislatif Jerman, September lalu, untuk melakukan koalisi besar dengan partai Kanselir Angela Merkel, Uni Demokratik Kristen (CDU), agar pemerintahan bisa terbentuk.
Jika koalisi ini terbentuk, seperti lima tahun terakhir, kedua partai akan menguasai mayoritas parlemen, karena CDU/CSU meraih 32,9 persen dan SPD 20,5 persen. Hanya saja, sejak hasil pemilu diumumkan, SPD sudah menyatakan akan menjadi oposisi karena merasa kedekatannya dengan pemerintah telah membuat popularitas partai merosot. Ketua SPD Martin Schulz juga mengatakan bahwa SPD tidak bersedia menjadi jangkar darurat bagi Merkel.
Krisis politik melanda Jerman ketika perundingan koalisi tiga partai antara CDU/CSU dengan partai Hijau dan partai Demokrat Bebas (FDP) bubar karena FDP mendadak menarik diri akibat perbedaan yang tidak bisa dijembatani.
Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier yang berasal dari SPD, sejak Senin lalu, terus melobi satu persatu partai politik. Dimulai dengan CDU, kemudian Hijau, CSU, FDP dan, pada Kamis (23/11), dengan SPD. Ia berharap, partai-partai politik bersedia kembali ke meja perundingan dan melakukan kompromi.
Koalisi besar
Ketua fraksi CDU di parlemen, Volker Kauder, menyatakan ajakan pada SPD untuk kembali mengulang koalisi besar. "Eropa kini menunggu Jerman untuk menangani krisis ini sehingga kita bisa merespons pertanyaan Presiden Perancis Emmanuel Macron. Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Eropa tentunya tak akan bisa tampil sebagai orang kerdil," kata Kauder, merujuk usulan reformasi fiskal yang dicanangkan Macron dan juga didukung oleh SPD.
"Oleh karenanya, saya berharap bahwa mitra koalisi saat ini dapat bekerja sama lagi," kata Kauder kepada harian Suedwest Presse.
Sejumlah pejabat di SPD, meskipun skeptis terhadap Merkel, mendesak Schulz untuk mempertimbangkan kembali opsi koalisi dengan CDU. Anggota parlemen dari SPD, Karl Lauterbach, kepada televisi ZDF menyebutkan, "Jika tak ada opsi lain yang bisa dijadikan solusi, kita harus mempertimbangkan kembali koalisi besar."
Menurut harian Bild, dalam pertemuan parlemen, 30 anggota SPD di parlemen mempertanyakan sikap Schulz yang memilih berkeras menjadi oposisi.
Johannes Kahrs, juru bicara kelompok konservatif di SPD, mendesak Schulz untuk tetap berpikiran terbuka dalam pembicaraan dengan presiden. "Jangan ada opsi yang ditutup, dan pada akhirnya ini betul-betul soal kebijakan," kata Kahrs.
Merkel—yang kini pejabat sementara kanselir sampai pemeirntahan terbentuk—mengatakan, dia memilih untuk bekerja sama dengan SPD. Namun, jika opsi ini gagal, dia lebih memilih pemilu baru dibandingkan membentuk pemerintahan minoritas.
Pasar keuangan Eropa sejauh ini tak terpengaruh dengan krisis di Jerman. Bisnis di seluruh Eropa melesat pada November dan lapangan kerja meningkat sampai 17 persen. "Ada isyarat ketidakpastian politik mengurangi sedikit optimisme bisnis, tetapi secara keseluruhan zona euro akan kuat mengakhiri 2017 dan memasuki 2018," kata Chris Williamson, analis dari IHS Markit. (AP/AFP/REUTERS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.