Kondisi Kesehatan Sersan Oh Semakin Baik
SEOUL, JUMAT — Tentara Korea Utara berpangkat sersan yang membelot ke Korea Selatan sudah bisa tersenyum dan bercanda. Kesehatannya membaik pascaoperasi yang harus dijalani akibat melalui drama pelarian yang menegangkan pada Senin, 13 November. Jumat (24/11), dia sudah bisa tersenyum dan bercanda. Kondisi kesehatannya mulai membaik.
Tentara yang memiliki nama keluarga Oh tersebut, menurut Lee Cook-jong, Kepala Dokter Bedah Korsel, adalah orang yang baik dan menyenangkan. Ia sudah bisa tersenyum dan bercanda meski sempat bermimpi buruk bahwa ia akan dikembalikan ke Korut.
Oh berhasil menyeberang ke Korut setelah melalui perjuangan yang menegangkan. Dalam video rekaman CCTV yang dirilis pada Rabu (22/11), tampak Oh mengemudikan mobil jip dengan kencang, melintasi lapangan tandus. Mobil pun terseok masuk parit dan Oh pun berlari ke arah perbatasan di Area Keamanan Bersama (JSA) di Desa Panmunjom. Beberapa rekan mengejarnya dan memberondong dengan 40 tembakan.
Ada empat peluru yang bersarang di tubuh Oh. Setelah ia tergeletak selama 40 menit dengan berlindung di sebuah tembok bangunan milik Korsel, tentara Korsel dan AS pun menyeretnya keluar dari area itu dan segera melarikannya ke rumah sakit di Suwon, Korsel, menggunakan helikopter milik AS.
- Detik-Detik Drama Pembelotan Tentara Korut untuk Hirup Kebebasan di Korsel
Dalam penerbangan, petugas medis penerbangan AS berjuang keras agar Oh tetap hidup dengan menyuntik dadanya untuk menyelamatkan paru-parunya yang tertembak. Oh segera dimasukkan ke ruang diagnostik tempat para dokter memastikan bahwa ia mengalami perdarahan internal yang dalam. ”Kami tahu, kami tak punya banyak waktu,” kata Lee.
Dua operasi besar dilakukan untuk mengeluarkan peluru di dalam tubuhnya dan untuk menutup operasi tersebut. Tim dokter bedah memasukkan darah baru sebanyak 12 liter ke dalam tubuhnya.
Dokter Lee menjadi satu-satunya orang yang berkomunikasi dengan Oh di Rumah Sakit Universitas Ajou yang dijaga pasukan khusus Korsel dan petugas intelijen.
Oh pun, menurut Lee, telah mulai makan cairan bersih seperti kaldu serta sudah bisa tersenyum, bicara, dan menggunakan tangannya. Saat terbangun pada Minggu lalu, Oh menangis kesakitan dan mengatakan masih merasa cemas dengan para penjaga Korsel.
Empat peluru
Kepada Lee, Sersan Oh mengatakan, dirinya telah bergabung dengan militer Korut sejak berusia 17 tahun setelah lulus sekolah menengah atas. Saat tim bedah mengoperasi Oh untuk mengeluarkan empat peluru yang bersarang di tubuhnya, ternyata juga ditemukan puluhan cacing yang menempel di ususnya. Tidak hanya itu, Oh juga menderita tuberkulosis dan hepatitis B.
Lee menuturkan, ketika Oh tiba di rumah sakit yang dilengkapi dengan peralatan diagnostik mutakhir, Oh pun diperlakukan seperti orang-orang penting/VIP, apalagi dia tiba tanpa ada informasi pribadi mengenai dirinya.
Lee pun telah memutarkan musik pop Korea dan film-film AS serta acara TV untuk Oh, tetapi belum memperlihatkan liputan berita apa pun.
Biasanya, sebagian besar pembelot dari Korut akan menjalani pemeriksaan keamanan oleh Badan Intelijen Korsel begitu mereka tiba di Korsel sebelum dikirim ke pusat permukiman untuk mendapatkan pendidikan tiga bulan mengenai kehidupan di Korsel. Setelah dilepaskan, pemerintah pusat dan daerah Korsel akan memberikan uang sebesar 7 juta won (sekitar Rp 87 juta) per tahun serta dukungan perumahan, pendidikan, dan pelatihan kerja.
Diganti
Sementara itu, situasi di Korut menjadi tegang setelah drama pembelotan Oh tersebut. Menurut seorang pejabat intelijen yang dikutip Yonhap, Korut telah mengganti 35-40 tentara perbatasan JSA pada saat kejadian tersebut.
”Kami telah memantau gerakan militer Korut di JSA,” kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel kepada wartawan, tanpa mengonfirmasi soal pengurangan tentara di perbatasan kedua negara tersebut.
Adapun tentara Korsel dan AS yang berhasil menyelamatkan Oh yang terluka parah tersebut justru memperoleh penghargaan sebuah medali.
Sekelompok diplomat senior di Seoul hari Rabu lalu mengunjungi JSA dan melihat lima pekerja Korut sedang menggali parit yang dalam di daerah tempat Oh berlari melintasi garis batas setelah jipnya terseok di parit kecil.
Duta Besar AS untuk Korsel Marc Knapper mengunggah foto di Twitter, sejumlah pekerja Korut yang sedang menggunakan sekop menggali parit di sisi garis Korut dengan tentara yang berjaga. ”Para pekerja diawasi ketat oleh penjaga perbatasan,” kata Knapper. (REUTERS)