Koalisi Arab Saudi Buka Blokade, Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk Kota Sana’a
Oleh
KRIS RAZIANTO MADA
·3 menit baca
SANA’A, MINGGU — Pekerja dan bantuan kemanusiaan mulai memasuki Yaman setelah blokade dibuka koalisi pasukan Arab pimpinan Arab Saudi. Walakin, pekerja kemanusiaan, khawatir penerbangan-penerbangan ke Yaman tidak cukup untuk membawa bantuan ke negara itu.
Pekerja dan bantuan kemanusiaan mulai tiba di Bandar Udara Sana’a, Sabtu (25/11). Peti-peti makanan dan obat-obatan dibongkar di bandara lalu diangkut ke sejumlah daerah. ”Pengiriman tidak cukup sekali saja,” ujar Direktur Badan PBB untuk Anak-anak (Unicef) wilayah Timur Tengah Geert Cappelaere, Minggu.
Unicef mengirimkan lebih dari 15 ton vaksin ke Yaman. Diharapkan, vaksin itu bisa memenuhi kebutuhan 600.000 anak di negara itu untuk melawan wabah difteri, meningitis, penyakit radang paru-paru, TBC, dan batuk berdahak. Unicef juga menunggu izin labuh untuk dua kapal pembawa makanan, obat, dan obat penjernih air.
Unicef menaksir, sedikitnya 11 juta anak Yaman sangat membutuhkan bantuan. Diprakirakan, seorang anak Yaman meninggal setiap 10 menit akibat sakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksinasi dan gaya hidup sehat. ”Yaman menghadapi krisis kemanusiaan paling buruk yang pernah saya lihat,” kata Cappelaere.
Selain makanan dan obat, pesawat-pesawat pengangkut pekerja kemanusiaan juga mulai masuk Yaman. ”Pesawat pertama menurunkan pekerja kemanusiaan,” ujar Juru Bicara Program Pangan Dunia PBB (WFP) wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara Abeer Etefa.
Meski bantuan mulai mengalir, pekerja kemanusiaan di Yaman tetap khawatir pesawat dan kapal-kapal tidak cukup untuk membawa bantuan. Blokade tiga pekan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi membuat jutaan orang kekurangan pangan, bahan bakar, air, hingga obat-obatan di Yaman. Sebelum blokade, warga Yaman sudah menderita akibat perang saudara yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang didukung Arab Saudi berperang melawan kelompok Houthi yang didukung Iran. Secara berkala, jet-jet Arab Saudi mengebom Yaman.
Pada awal November 2017, Houthi menembakkan roket ke Riyadh, ibu kota Arab Saudi. Meski roket bisa dicegat dan tak membawa korban, Arab Saudi membalasnya dengan keras. Seluruh pesawat dan kapal dilarang masuk Yaman. Juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, menyatakan, blokade itu untuk menghentikan pasokan senjata ke milisi Houthi.
Sejumlah negara dan organisasi internasional mendesak Arab Saudi mengakhiri blokade itu. Sebab, jutaan orang terancam mati kelaparan atau sakit jika blokade diteruskan.
Arab Saudi akhirnya mengurangi blokade dan mengizinkan sejumlah bandara dan pelabuhan dibuka. Maliki mengatakan, sejumlah kapal niaga sudah mendapat izin merapat ke Yaman.
Sebelum mendapat izin, kapal-kapal itu diperiksa tentara Arab Saudi di laut. Kapal pengangkut bantuan kemanusiaan dilarang mengangkut barang niaga umum dan sebaliknya. Aturan itu untuk memastikan tidak ada penyelundupan senjata untuk milisi Houthi dan kelompok bersenjata lain di Yaman. Proses perizinan untuk bongkar muat membutuhkan waktu tiga hari. (REUTERS/AP)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.