JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia terus berusaha mendukung Palestina untuk memperjuangkan hak mereka menjadi negara merdeka dan berdaulat. Upaya itu diwujudkan dengan cara membantu Palestina memperkuat posisi mereka di panggung internasional.
"Desember ini kami akan menggelar seminar Palestina yang akan dihadiri Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam perayaan Hari Solidaritas Palestina, Kamis (30/11), di Jakarta.
Menlu Retno mengatakan, dunia menyaksikan banyaknya pelanggaran atas hukum internasional, HAM, dan kemanusiaan di Palestina sebagai akibat dari pendudukan ilegal oleh Israel. Di saat yang sama, komunitas internasional melihat warga Palestina terus bertahan memperjuangkan kemerdekaan. "Rakyat Palestina berhak memiliki negara sendiri," kata Menlu Retno
Upaya Palestina mendirikan negara berdaulat dan diakui internasional itulah yang menjadi salah satu fokus bantuan Indonesia untuk Palestina. Selain terus mengampanyekan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina di berbagai forum internasional, seperti Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika, pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia juga memperkuat kapasitas otoritas Palestina, termasuk membangun rumah sakit di Jalur Gaza. Indonesia pun konsisten dengan tawaran solusi dua negara sebagai jalan damai penyelesaian konflik Palestina-Israel, serta mengakui Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Direktur Pelaksana Pusat Informasi PBB Eshila Maravanyika mengatakan, dalam agenda PBB, isu Palestina merupakan isu terlama yang hingga saat ini belum dapat diselesaikan. Sejauh ini, solusi dua negara merupakan tawaran moderat untuk isu Palestina. Solusi itu dinilai dapat menjadi basis untuk perdamaian yang adil, berkelanjutan, dan menyeluruh antara Palestina dan Israel, sekaligus menstabilkan kawasan.
Indonesia pun menyambut baik kesepakatan damai antara Fatah dan Hamas. Menurut Menlu Retno persatuan antara faksi-faksi yang bertikai di Palestina penting untuk mendukung penyelesaian isu Palestina.
Lewat perundingan yang difasilitasi Mesir, Hamas setuju menyerahkan kontrol Gaza kepada Fatah. Menurut rencana, penyerahan akan dilakukan pada 10 Desember 2017. Saat ini Hamas dan Fatah tengah membicarakan sejumlah hal yang belum disepakati.
Salah satunya, kedua faksi belum sepakat tentang masa depan pegawai yang selama ini mengoperasikan pemerintahan di Gaza. Selama hampir 1 dekade, Hamas mengendalikan Jalur Gaza, sementara Fatah menjalankan pemerintahan Palestina dari Ramallah. (AFP/RAZ)