Di kota Sana’a bagian selatan itu terdapat Alun-alun 70 yang biasa dijadikan lokasi parade militer, beberapa kantor kedutaan asing—termasuk kantor Kedubes Indonesia, istana presiden, rumah pribadi mantan Presiden Abdullah Saleh dan segenap keluarga, serta kantor Partai Kongres Rakyat Umum pimpinan Abdullah Saleh. Kota Sana’a bagian selatan juga dikenal sebagai basis pendukung Abdullah Saleh.
Pertempuran yang melibatkan senjata menengah dan berat, seperti artileri, roket RPG, mortir, dan kendaraan lapis baja, antara milisi Houthi dan pasukan loyalis Abdullah Saleh meletus di kota Sana’a sejak Rabu lalu. Sedikitnya 36 orang tewas dan 225 orang luka-luka akibat pertempuran itu. Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, yang memantau jalannya pertempuran di Sana’a dari Kairo, Mesir.
Dengan meletusnya pertempuran itu, secara de facto kemitraan antara kelompok Houthi dan pasukan Abdullah Saleh dalam perang melawan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi selama hampir tiga tahun ini ambruk.
Milisi Houthi dan loyalis Abdullah Saleh hingga kini sama-sama mengklaim unggul dalam pertempuran di Sana’a. Sumber independen sejauh ini belum mengonfirmasi situasi sebenarnya di Sana’a, termasuk posisi milisi Houthi dan loyalis mantan Presiden Abdullah Saleh.
Namun, laporan berbagai media, termasuk media lokal di Yaman, menunjukkan, pertempuran terkonsentrasi di Sana’a bagian selatan yang dikenal sebagai basis pendukung Abdullah Saleh. Berbagai laporan itu juga memperlihatkan milisi Houthi dalam posisi menyerang.
Bahkan, dilaporkan milisi Houthi kini dalam posisi mengepung istana presiden dan rumah keluarga Abdullah Saleh di Sana’a selatan. Milisi Houthi juga mengklaim menduduki kantor stasiun televisi Yemen Today, milik Abdullah Saleh di Sana’a selatan, Sabtu malam lalu. Mereka juga menahan para karyawannya.
Milisi Houthi dilaporkan berusaha mendobrak rumah Brigadir Jenderal Tareq Mohammed Abdullah Saleh, keponakan Abdullah Saleh di distrik diplomasi, Sana’a selatan. Upaya milisi Houthi itu digagalkan pasukan pengawal keponakan Abdullah Saleh setelah baku tembak sengit.
Adapun loyalis Abdullah Saleh mengklaim mereka menguasai kantor-kantor pemerintah dan barak militer di pusat kota Sana’a. Loyalis Abdullah Saleh atas bantuan milisi kabilah juga mengklaim mengontrol Bandar Udara Internasional Sana’a, yang berlokasi di Sana’a utara.
Mereka mengklaim pula telah menguasai semua akses jalan dari arah utara menuju kota Sana’a.
”Lembaran baru”
Abdullah Saleh, dalam pidato yang ditayangkan stasiun televisi Yemen Today pada Sabtu lalu, menyerukan kepada negara-negara tetangga agar mencabut blokade atas Yaman dan membuka Bandar Udara Sana’a sebagai langkah menuju membuka lembaran baru dengan Yaman.
”Saya menyerukan kepada saudara-saudara di negara-negara tetangga dan aliansi agar menghentikan agresi, mencabut blokade, membuka bandara, dan membolehkan bantuan pangan masuk, serta merawat yang terluka. Kita akan buka lembaran baru berdasarkan hubungan tetangga,” tutur Saleh.
”Kami akan tangani mereka dengan cara positif dan apa yang terjadi di Yaman cukup sudah.”
Adapun pemimpin kelompok Houthi, Abdul Malik al-Houthi, dalam pidato, Sabtu malam, menyebut Abdullah Saleh sebagai pengkhianat besar dan telah melakukan kudeta.
Koalisi Arab Saudi sampai saat ini masih berhati-hati menanggapi situasi kota Sana’a. Kantor berita Arab Saudi, SPA, mengutip keterangan pers koalisi Arab mengungkapkan, koalisi Arab terus mengikuti perkembangan Yaman dan mendukung rakyat negara itu dalam menjaga kepentingan di koridor garis keamanan dunia Arab, regional dan internasional, serta upaya keluar dari kungkungan milisi pro-Iran.