Satu dekade lalu, seniman Pakistan, Suleman Shams, meninggalkan kota Lahore dan bersama keluarganya pindah ke ibu kota Pakistan di Islamabad yang kala itu masih dipenuhi pepohonan. Islamabad pada 10 tahun lalu merupakan kota hijau dan sangat damai.
Dua tahun lalu, Shams yang berusia 41 tahun dan menderita asma sudah tak bisa lagi keluar rumah tanpa menggunakan masker untuk menutup hidung dan mulutnya akibat polusi dan debu yang beterbangan. Islamabad kini disesaki rumah-rumah dan gedung bisnis, dengan jalanan yang lebar untuk mengakomodasi pertumbuhan jumlah kendaraan.
Deretan pohon di jalanan kota menghilang. Shams dan warga kota Islamabad lainnya mengatakan, pembangunan yang masif menimbulkan polusi serta menyebabkan hujan kian jarang turun. ”Sejak 2013, saya melihat Islamabad kehilangan suasana hijaunya karena pohon-pohon ditebangi sehingga menimbulkan debu di kota,” kata Shams. Warga Islamabad mendesak agar pohon-pohon ditanam kembali.
Dihentikan
Thomson Reuters Foundation melaporkan, setelah otoritas kota Islamabad pada Oktober 2017 menebang lebih dari 200 pohon besar dalam 24 jam untuk memperluas jalan raya Attaturk di dekat Kantor Perdana Menteri Pakistan, warga marah besar. Komisi Nasional untuk Hak-hak Asasi Manusia Pakistan didukung Mahkamah Agung langsung mengambil langkah untuk menghentikan rencana penebangan lebih dari 400 pohon lainnya di rute proyek tersebut.
Mahkamah Agung meminta Komisi Nasional untuk Hak-hak Asasi Manusia untuk menyelidiki apakah penebangan pohon itu legal. Komisi Nasional untuk Hak-hak Asasi Manusia yang berada di bawah Kementerian Hak-hak Asasi Manusia dan Hukum Federal Pakistan mempertimbangkan rencana pembelian mesin transplantasi pohon berdiameter sekitar 35 cm daripada menebangi pohon-pohon.
Suleman Sheikh, Direktur Jenderal Lingkungan Otoritas Pembangunan Kota Islamabad, memandang pembelian mesin transplantasi itu sebagai ide yang baik.
”Konstruksi, perluasan jalan, dan aktivitas pembangunan lainnya pasti akan terus terjadi di masa depan untuk mengakomodasi meningkatnya jumlah kendaraan dan warga dari kota dan desa sekitar. Maka, memiliki mesin transplantasi semacam itu sekarang diperlukan untuk melindungi kota agar tetap hijau,” kata Sheikh.