Bom rakitan meledak di jalur pejalan kaki yang menghubungkan dua stasiun, yang berada di bawah Terminal Bus Otoritas Pelabuhan, di New York, Senin (11/12) pagi. Insiden ini menyebabkan tiga orang yang berada di dekat pelaku mengalami luka-luka. Pelaku yang bernama Akayed Ullah (27) itu lalu dibawa ke rumah sakit karena menderita luka bakar.
Bom kecil yang dibawa warga keturunan Bangladesh ini tak meledak dengan sempurna sehingga tidak menimbulkan kerusakan serius. Meski demikian, petugas keamanan menangani peristiwa ini dengan kehati-hatian tinggi.
Dari rekaman video terlihat pelaku masuk ke lokasi kejadian saat suasana ramai. Peledakan dilakukan sekitar pukul 07.20. Polisi yang menangani kasus ini mendapati pelaku terkapar dengan luka-luka di badannya.
Di balik jaketnya ditemukan kabel dan peralatan yang diikat di tubuh. Dalam tayangan itu terlihat tangannya meraih telepon genggam, kemudian memegangnya. Diduga pelaku akan melakukan bunuh diri dengan bom di tubuhnya.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, Akayed Ullah bukan anggota jaringan. Namun, menurut Cuomo, Ullah tampaknya terinspirasi oleh kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Peralatan bom yang digunakannya termasuk tingkat amatir.
Berdasarkan penyelidikan diketahui, Ullah datang ke Amerika Serikat tahun 2011 untuk menyusul ibu dan saudara-saudaranya yang sudah lebih dulu tinggal di New York. Sehari-hari dia bekerja sebagai pengemudi taksi.
Serangan di New York ini berlangsung kurang dari dua bulan setelah penabrakan truk yang menewaskan delapan orang. Sebelumnya, pada September 2016, sebuah bom meledak di Manhattan dan melukai 31 orang.
Kebutuhan mendesak
Presiden Trump menyatakan, kebijakan imigrasi harus diubah. Ketentuan yang ada saat ini, katanya, memungkinkan terlalu banyak orang masuk ke Amerika.
”Hari ini, percobaan serangan pembunuhan di New York kembali menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi Kongres untuk mereformasi undang-undang guna melindungi orang Amerika,” kata Trump dalam pernyataan setelah kejadian.
Dia mengambil contoh bagaimana Ullah sampai bisa masuk dan tinggal di AS. ”Tersangka teror ini masuk ke negara kita melalui jaringan kepindahan keluarga besar yang tidak sesuai dengan keamanan nasional,” ujar presiden yang selama ini memang dikenal keras dalam soal imigrasi itu.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, sebelumnya mengatakan, ”Kebijakan yang diusulkan Trump bisa mencegah hal ini.”