RIYADH, RABU — Pemerintah Arab Saudi akan mengucurkan subsidi uang tunai kepada keluarga dengan penghasilan rendah sebagai bagian dari sistem kesejahteraan yang baru.
Media Al Arabiya milik Arab Saudi, Rabu (13/12), melaporkan, keluarga yang terdiri atas enam anggota dan mempunyai pendapatan 2.300 dollar AS atau sekitar Rp 31 juta per bulan akan mendapatkan bantuan 320 dollar AS atau Rp 4,3 juta per bulan.
General Manager Program Kesejahteraan Citizen\'s Account Ali Rajhi mengatakan, lebih dari 3,7 juta keluarga mengajukan untuk memperoleh subsidi. Jumlah keluarga yang membutuhkan diperkirakan sekitar 13 juta keluarga atau lebih dari separuh populasi Arab Saudi. Namun, kata Rajhi, tidak semua keluarga akan memenuhi persyaratan.
Subsidi pertama akan diberikan pada 21 Desember sebelum pemerintah menaikkan biaya listrik, bahan bakar minyak, dan gas. Pada 2015, Pemerintah Arab Saudi mencabut subsidi listrik dan bahan bakar.
Mulai tahun ini, mereka juga menetapkan pajak untuk rokok dan minuman ringan. Pemerintah Arab Saudi juga memberlakukan pajak penambahan nilai 5 persen untuk makanan dan jasa.
Program prioritas
Dalam pidato selama tujuh menit di Dewan Syura, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud memaparkan program prioritas pemerintahan untuk tahun depan. Ia mengajak masyarakat mendukung reformasi ekonomi dan kampanye antikorupsi pemerintah. November lalu, sejumlah pangeran, pengusaha, dan pejabat yang diduga korupsi ditangkap. Banyak dari mereka dibebaskan setelah setuju membayar sejumlah uang atau menyerahkan asetnya ke kerajaan.
"Kami berkomitmen melawan korupsi dengan tegas," kata Raja Salman (81). Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga hadir saat ayahnya berpidato.
Kami berkomitmen melawan korupsi dengan tegas.
Pangeran Mohammed telah mendorong sejumlah upaya reformasi sosial Arab Saudi tahun ini, termasuk keputusan memperbolehkan perempuan menyetir mobil tahun depan, mencabut larangan pengoperasian bioskop, dan membuka akses anak perempuan terhadap pendidikan olahraga. Selama ini, upaya itu ditentang para imam dan tokoh ulama konservatif di Arab Saudi.
Raja Salman menjamin, reformasi, pembangunan, dan modernisasi itu tak akan bertentangan dengan prinsip-prinsip keyakinan. (REUTERS/AFP/AP/LUK)